Kegiatan Pembelajaran 2:
Mengelola Dokumen-dokumen Administrasi
Pergudangan
A.
Tujuan
Pembelajaran
Setelah mempelajari mengelola dokumen-dokumen Administrasi
pergudangan, peserta mampu memahami dokumen-dokumen administrasi pergudangan
dengan teliti dan bertanggung jawab.
B.
Indikator
Pencapaian Kompetensi
1. menjelaskan
dokumen administrasi pergudangan secara kronologis
2. menjelaskan
pencatatan transaksi gudang sesuai kronologis pencatatan
C.
Uraian
Materi
1. Dokumen-dokumen administrasi pergudangan
Dokumen administrasi gudang dianggap
sangat penting oleh perusahaan karena dokumen tersebut bertujuan untuk dibukukan
pada setiap kegiatan –kegiatan yang dilakukan oleh bagian barang. dokumen
tersebut harus dikelola sebaik mungkin
adapun pengelolaan administrasi gudang
meliputi kegiatan bagian gudang : menerima, menyimpan, mengeluarkan, mencatat
mutasi barang dan membuat laporan sediaan barang digudang
Adapun
dokumen yang diperlukan dalam administrasi gudang adalah:
a. tembusan
surat order pembelian yang diterima dari
bagian pembelian
b. tembusan
laporan penerimaan barang yang diteruma dari bagian penerimaan beserta barang
yang bersangkutan
c. surat
order pengiriman barang yang diterima
dari bagian order penjualan ( penjualan kredit)
d. tembusan
faktur yang diterima dari bagian order penjualan ( penjualan tunai)
e. kartu
gudang sebgai tempat mencatat mutasi kuantum tiap jenis barang
Dalam
rangka pelaksnaan tanggung jawab atas barang-barang dalam gudang, maka kepala
gudang harus membuat pembukuan barang-barang dalam gudangnya.
adapun
penyelenggaraan administrasi pergudangan yang baik adalah:
a. menyelenggarakan tata buku pergudangan yang
jelas dan mudah diperiksa
b. membukukan
mutasi barang setiap terjadi mutasi
c. menyelenggarakan
pembukuan dan administrasi dalam buku-buku atau kartu barang sebagai berikut:
1.
buku penerimaan
buku ini memuat semua keterangan
tentang bukti-bukti atau dokumen
penerimaan barang
2.
buku pengeluaran gudang
buku ini memuat semua keterangan
tentang bukti-bukti penyerahan atau
penerimaan barang
3.
buku kekayaan gudang
buku ini memuat atau menunjukkan setiap saat dan
jumlah nilai dalam uang dari semua
barang yang disimpan di gudang
4.
kartu persediaan barang
kartu ini yang memuat semau keterangan
yang meliputi penambahan, pengurangan persediaan dan harga dari suatu jenis
barang tertentu
Dasar
dalam melakukan administrasi gudang pada perusahaan ritel adalah: barang, PO
dan Faktur.
1. barang
barang yang dikirim supplier diterima
oleh bagian receiving atau ekspedisi kemudian dicek silang berdasarkan PO
2. PO
( Purchase Order) dikeluarkan oleh devisi pembelian ( devisi buyer) di
periksa pada bagian tanggal permintaan
barang, kuantitas atau jumlah barang perunit, dan keadaaan fisik barang.
apabila kondisi sudah sesuai dengan
permintaan kemudian PO di tandatangai oleh supplier, petugas receiving dan
bagian pembelian sebagai bukti pesetujuan. dokumen tersebut terdiri atas 3
rangkap :
-
1
lembar kebagian EDP ( entry data procesing)
-
1
lembar kebagian keuangan
-
1
lembar kebagian gudang
setiap counter setiap hari mendata barang yang dijual, apabila barang sudah
habis atau berkurang seorang pramuiaga
bias melakukan permintaan barang ke gudang
2. Pencatatan administrasi pergudangan
a.
alur
administrasi pergudangan
1.
Data pemesanan barang
Pemesanan dilakukan
administrasi berdasarkan kebutuhan pengeluaran. Kebutuhan pengeluaran
diramalkan terlebih dahulu melalui data historis ataupun diestimasi. Pemesanan
dilakukan kepada pemasok dengan perjanjian waktu bayar (term of payment(TOP)),
dimana TOP nantinya diusahakan angkanya lebih besar daripada DSI (Day Sales
Inventory) atau waktu barang tersimpan sampai menjadi uang. Misalkan jika
perusahaan berhasil menjual dalam waktu 3 hari dan TOP adalah 6 hari, maka
perusahan untung, karena sudah berhasil menjual 2 kali tetapi baru membayar
sebanyak 1 kali. Administrasi banyak berkaitan dengan pemasok. Perjanjian
produk yang returnable juga menguntungkan perusahaan dibandingkan sistem beli
putus.
2.
Data Inventory
Administrasi menjadi
ujung tombak seluruh pencatatan arus keluar masuk barang, sehingga pengendalian
operasional lebih dimudahkan dengan adanya akurasi data. Bukti pencatatan barang
keluar masuk akan mempengaruhi beberapa hal berikut :
1.
Jumlah stok barang.
2.
Klaim pembayaran barang masuk dan keluar.
3.
Dasar memesan barang.
4.
Mempelajari trend sales.
Data persediaan ini
menuntut akurasi data secara real time dan dapat dipertanggung jawabkan.
Administrasi yang kuat perlu dibangun melalui integrasi antara komputerisasi
dan sumber daya yang menjalankannya. Sistem informasi yang berkaitan dengan
database memerlukan orang-orang yang akrab dengan database.
b.
Jenis Software yang
Dibutuhkan
Software yang mengatur
transaksi gudang ini lebih baik bisa dieksekusi dalam keadaan real time, jadi
seperti sistem informasi Bank.
Keberadaan software yang mensupport aktifitas pergudangan mulai dari penerimaan barang, penyimpanan barang, pengambilan (picking) sampai dengan memuat ke truck dan delivery sangat dibutuhkan oleh gudang, bantuan sistem ini akan membantu untuk melacak informasi dan data-data yang dibutuhkan oleh customer ataupun pemilik gudang sendiri.
Keberadaan software yang mensupport aktifitas pergudangan mulai dari penerimaan barang, penyimpanan barang, pengambilan (picking) sampai dengan memuat ke truck dan delivery sangat dibutuhkan oleh gudang, bantuan sistem ini akan membantu untuk melacak informasi dan data-data yang dibutuhkan oleh customer ataupun pemilik gudang sendiri.
Wikipedia
mendefinisikan Warehouse Management System sebagai : “WMS, is a key part of the
supply chain and primarily aims to control the movement and storage of
materials within a warehouse and process the associated transactions, including
shipping, receiving, putaway and picking. The systems also direct and optimize
stock putaway based on real-time information about the status of bin
utilization. ( adalah bagian penting dari rantai pasokan dan terutama bertujuan untuk
mengendalikan pergerakan dan penyimpanan material di dalam gudang dan memproses
transaksi terkait, termasuk pengiriman, penerimaan, pelepasan dan pengepakan.
Sistem juga mengarahkan dan mengoptimalkan stock putaway berdasarkan informasi
real-time mengenai status utilisasi)
Mengontrol pergerakan
barang di dalam gudang sehubungan dengan transaksi keluar masuk barang, mungkin
itu adalah keyword dari definisi wikipedia diatas. Bagaimana WMS (Warehouse
Management System) ini bisa memungkinkan hal itu? Tentunya dengan satu sistem
database yang memungkinkan user untuk melakukan kontrol mendetail.
c.
Fitur Standard yang
Mesti Ada
1.
Receiving and Putaway
Proses Receiving and
Putaway dimulai ketika barang datang ke gudang. Secara fisik barang yang datang
harus dimasukkan ke dalam sistem WMS, sehingga database barang di gudang akan
terupdate. Opsi melakukan input barang adalah dengan menggunakan Input data PO
(Purchase Order) secara otomatis yang dilakukan Departemen Purchasing /
Pembelian, atau dengan input data manual. Prinsip utamanya adalah kesesuaian
fisik yang datang dengan kebutuhan di gudang, sehingga menghindari terjadinya
selisih stock pada saat melakukan cycle count atau stock opname.
Setelah fisik barang
diterima, selanjutnya fisik barang tersebut harus diletakkan pada lokasi
tertentu di gudang (Putaway). Proses Putaway ini sangat penting untuk
mengetahui informasi dimana barang yang diterima diletakkan serta bisa
mensupport sistem FIFO/FEFO (First In First Out / First Expired First Out).
2.
Dispacthing
Proses dispatching ini berfungsi sebagi pendukung operasional pengeluaran barang dari gudang (picking dan delivery barang) atas barang-barang yang akan dikirimkan ke outlet-outlet atau kepada customer. Pencarian lokasi atas barang-barang yang akan di picking akan dipermudah melalui adanya informasi pada WMS.
Bagi para pekerja gudang, tentunya fitur ini mempercepat pencarian. Cukup melihat informasi, atau bahkan informasi ini sudah terupload kedalam device handheld, melakukan picking dan melakukan scanning barcode terhadap sticker di pallet sehingga secara data barang tersebut sudah dinyatakan diambil dan stock pada lokasi sudah kosong sera bisa ditempati barang lain yang akan diterima.
Proses dispatching ini berfungsi sebagi pendukung operasional pengeluaran barang dari gudang (picking dan delivery barang) atas barang-barang yang akan dikirimkan ke outlet-outlet atau kepada customer. Pencarian lokasi atas barang-barang yang akan di picking akan dipermudah melalui adanya informasi pada WMS.
Bagi para pekerja gudang, tentunya fitur ini mempercepat pencarian. Cukup melihat informasi, atau bahkan informasi ini sudah terupload kedalam device handheld, melakukan picking dan melakukan scanning barcode terhadap sticker di pallet sehingga secara data barang tersebut sudah dinyatakan diambil dan stock pada lokasi sudah kosong sera bisa ditempati barang lain yang akan diterima.
Setelah melakukan
picking pada lokasi maka operator pada gudang perlu dipandu dengan informasi
barang-barang yang akan didelivery / diberangkatakan ke satu tujuan. WMS akan
memberikan informasi order dari customer berupa sticker barcode yang
ditempelkan pada setiap karton yang akan diberangkatkan. Sticker ini akan
sesuai jumlahnya dengan fisik barang yang sudah diambil dari lokasi.
3.
Delivery Note
Setelah melakukan aktifitas
picking, maka perlu dilakukan validasi antara item-item yang telah di picking
dengan order dari outlet atau customer. Warehouse Management System
mengakomodasi validasi ini dengan fitur dokumen yang dinamakan dengan Delivery
Note atau bisa juga disebut sebagai Delivery Note. Fungsi utama fitur ini
adalah memudahkan operasional gudang membandingkan antara item-item yang
dipicking dengan item-item yang akan dimuat ke dalam truck, petugas gudang yang
melakukan biasanya dinamakan “checker” yang melakukan fungsi double check
antara hasil picking versus barang yang akan di loading.
4.
Double Check
Selain fitur Delivery
Note, dibutuhkan fitur double check berikutnya untuk memastikan seluruh barang
keluar merupakan order dari customer, salah satu fungsi double check ini bisa
dibantu dengan sticker dispatch label. Sticker dispatch label ini akan memandu
operator untuk melakukan loading ke dalam truck yang akan membawa barang ke
satu tujuan tertentu. Dispatch label ini memiliki fungsi ganda sebagai proses
double check pada tempat / destinasi yang nantinya akan menerima barang
tersebut. Informasi sticker dan jumlah karton cukup menjadi dasar pengecekan,
menghemat waktu pengecekan pada saat melakukan unloading di tempat tujuan. Pada
saat di-patch ini WMS akan memotong sejumlah stock yang telah didelivery ke
tujuan, proses informasi ini dibaca sebagai pengurangangan tingkat persediaan
dan secara otomatis bisa diproses kepada sebuah Sistem Manajemen Persediaan
untuk selanjutnya diproses menjadi pemesanan kepada supplier.
5.
Stock Take
Stock take dilakukan
untuk melakukan penyesuaian stock fisik dan stock komputer sehingga tingkat
persediaan yang berhubungan dengan biaya persediaan pada sebuah gudang sesuai
dengan keadaan fisik. Stock take sendiri merupakan satu aktifitas yang menyedot
kapasitas dan sangat menguras waktu dari operator gudang. Tidak jarang proses
stock take dilakukan dengan melibatkan banyak personil gudang, dilakukan
penghitungan 1, penghitungan 2 dan seterusnya untuk memastikan barang secara
fisik ada di dalam gudang.
WMS sudah memudahkan dengan informasi detail setiap barang dan lokasi, sehingga operator cukup mudah untuk melakukan stock take. Dalam flow WMS maka operasional gudang tentunya tidak memunculkan selisih antara fisik barang dengan stock komputer.
Report Stock take yang dicetak setelah hasil penghitungan fisik dilakukan idealnya adalah 0 atau tidak terjadi selisih sama sekali antara komputer dengan fisik. Jika ada nilai selisih plus atau minus maka dilakukan penghitungan ulang terhadap fisik, WMS telah membantu untuk melakukan referensi lokasi barang yang terjadi selisih, operator tidak perlu lagi berkeliling gudang untuk menghitung seluruh jumlah barang melainkan cukup menghitung ke lokasi yang menurut report terjadi selisih. Waktu yang digunakan akan sangat singkat. Setelah seluruh penghitungan dilakukan, maka komputer akan melakukan adjustment plus atau minus terhadap penghitungan fisik. Pada tahapan ini maka gudang telah memiliki stock update yang sesuai antara data dengan fisik.
WMS sudah memudahkan dengan informasi detail setiap barang dan lokasi, sehingga operator cukup mudah untuk melakukan stock take. Dalam flow WMS maka operasional gudang tentunya tidak memunculkan selisih antara fisik barang dengan stock komputer.
Report Stock take yang dicetak setelah hasil penghitungan fisik dilakukan idealnya adalah 0 atau tidak terjadi selisih sama sekali antara komputer dengan fisik. Jika ada nilai selisih plus atau minus maka dilakukan penghitungan ulang terhadap fisik, WMS telah membantu untuk melakukan referensi lokasi barang yang terjadi selisih, operator tidak perlu lagi berkeliling gudang untuk menghitung seluruh jumlah barang melainkan cukup menghitung ke lokasi yang menurut report terjadi selisih. Waktu yang digunakan akan sangat singkat. Setelah seluruh penghitungan dilakukan, maka komputer akan melakukan adjustment plus atau minus terhadap penghitungan fisik. Pada tahapan ini maka gudang telah memiliki stock update yang sesuai antara data dengan fisik.
6.
Reporting
Fitur reporting adalah fitur pendukung yang cukup vital. Laporan yang tersedia pada WMS harus mampu menjelaskan banyak hal kepada pemilik barang, laporan ini juga harus valid dan bisa tersedia sewaktu-waktu dimana sebuah keputusan harus ditunjang oleh adanya data historis masa lalu. Fitur reporting ini menurut saya menjadi titik vital pentingnya ada sebuah WMS pada gudang.
Fitur reporting adalah fitur pendukung yang cukup vital. Laporan yang tersedia pada WMS harus mampu menjelaskan banyak hal kepada pemilik barang, laporan ini juga harus valid dan bisa tersedia sewaktu-waktu dimana sebuah keputusan harus ditunjang oleh adanya data historis masa lalu. Fitur reporting ini menurut saya menjadi titik vital pentingnya ada sebuah WMS pada gudang.
Beberapa fitur reporting
haruslah mampu mendukung kebutuhan sebuah gudang akan sebuah informasi yang
lengkap. Idealnya seseorang akan mampu membaca kesehatan sebuah gudang pada
fitur reporting ini. Misalkan reporting hari persediaan (Inventory Days) yang
seharusnya berada pada tingkat minimum, anggap saja idealnya 5 hari. Jika
reporting menunjukkan stock gudang ada di atas 5 hari, maka keputusan Kepala
Gudang / Manajer Gudang haruslah mencoba menurunkan tingkat order dan
mengoptimalkan pengeluaran barang, sehingga tingkat persediaan turun.
Report ini juga
dibutuhkan customer (topik khusus pada penyedia jasa gudang) untuk mengetahui
barang apa saja yang tersedia pada gudang dan akan dikirim ke outlet atau
destinasi mana. Tanpa adanya fitur pendukung berupa reporting ini, maka WMS
bisa dikatakan tidak lengkap dan kurang menjawab kebutuhan user.
Reporting juga harus
dihubungkan dengan Key Performance Indicator (KPI) dari gudang. Misalkan KPI
dari variansi stock adalah 1%, maka Report harus mampu mengeluarkan laporan
selisih barang hasil stock opname. Untuk kebutuhan lebih lanjut (biasanya
digunakan oleh Data Analyst), fitur reporting harus mampu mengekspor file ke
dalam file .dbf .csv atau .xls yang bisa diolah lebih lanjut dengan Ms Excel.
Beberapa fitur standard dari WMS tadi seharusnya bisa ditemukan pada setiap gudang, tergantung dari nilai pergerakan barang yang terjadi di dalamnya. Instalasi software WMS sendiri memerlukan biaya tidak sedikit dan setidaknya membutuhkan 1-2 orang dedicated admin untuk bertanggung jawab atas WMS ini.
Beberapa fitur standard dari WMS tadi seharusnya bisa ditemukan pada setiap gudang, tergantung dari nilai pergerakan barang yang terjadi di dalamnya. Instalasi software WMS sendiri memerlukan biaya tidak sedikit dan setidaknya membutuhkan 1-2 orang dedicated admin untuk bertanggung jawab atas WMS ini.
. Gudang sebagai pusat logistik namun tidak
memberi nilai tambah secara langsung, sehingga prestasi kerja tidak begitu
Nampak. Jadi sesempurnanya sebuah gudang, memang begitulah seharusnya dan bukan
sebuah prestasi. Misal, biaya gudang harus di bawah 5%, sangat sulit, tetapi
ketika kita mencapainya tidak ada prestasi tersendiri, lumrah. Beda dengan
Sales yang bisa sekreatif mungkin memainkan angka-angka.
d.
Pencatatan persediaan barang di
gudang
Pencatatan persediaan barang
digudang bisa dilakukan dengan cara manual dan komputerisasi.
Pencatatan barang secara manual Pada dasarnya administrasi gudang
terdiri dari dua sistem pencatatan, yaitu:
1.
Sistem
Pencatatan Terus-Menerus (Perpetual System)
Pada ”Sistem Pencatatan Terus
Menerus” atau disebut juga ”Sistem Buku”, pencatatan persediaan barang
dilakukan secara kontinue (terusmenerus).
Untuk tiap jenis barang dibuat perkiraan/rekening/kartu
atau buku tersendiri. Bertambahnya barang dicatat di sebelah debet dan
berkurangnya barang dicatat di sebelah kredit setiap saat terjadi transaksi.
Saldo dari perkiraan dicocokkan dengan persediaan barang yang sebenarnya ada.
2.
Sistem
Pencatatan Secara Periodik (Periodic System)
Pada setiap ada transaksi penjualan,
maka hanya penerimaan dari penjualan itulah yuang dicatat. Dalam kejadian ini
tidak dibuat jurnal untuk mengkredit (mengurangi) perkiraan/rekening persediaan
atau perkiraan pembelian senilai harga pokoknya barang yang dijual itu. Oleh
karena itu, harga pokok penjualan ditetapkan berdasarkan daftar perincian
persediaan barang yang ada (disebut persediaan fisik). Dengan demikian
persediaan pada akhir periode akuntansi dilakukan dengan cara menginventarisir
atau menghitung persediaan secara fi sik. Kemudian, karena perhitungan secara
fi sik (Physical Inventory) dilakukan sebagai ”Sistem Periodik” (Periodic
System).
Dalam sistem pencatatan persediaan
barang dapat dilakukan dengan beberapa metode.
Metode pencatatan persediaan barang
tersebuut antara lain:
a. First-in, First-out (FIFO)
Pencatatan dengan metode FIFO
berarti barang yang pertama masuk,barang itulah yang lebih dahulu dikeluarkan,
atau secara mudah dapat dikatakan masuk pertama, keluar pertama (MPKP).
b. Last-in, First-out (LIFO)
Pencatatan dengan metode LIFO
berarti barang yang paling akhir masuk, barang itulah yang lebih dahulu
dikeluarkan atau dikatakan bahwa masuk akhir, pertama keluar (MAKP).
c. Weight Average Cost (WAC)
/ Average Cost (AC)
Pencatatan dengan metode AC berarti bahwa barang-barang yang
dikeluarkan dicatat berdasarkan harga rata-ratanya
Evaluasi
Pilihan
Ganda
1. yang
bukan merupakan kegiatan pengelolaan administrasi gudang adalah...
A.
menerima
B.
menyimpan
C.
mendesign
D.
mencatat mutasi barang
E.
membuat laporan sediaan barang digudang
2. buku
ini memuat semua keterangan tentang bukti-bukti
atau dokumen penerimaan barang adalah...
A. buku
penjualan
B. buku
penerimaan barang
C. buku
pengeluaran gudang
D. buku
kekayaan gudang
E. kartu
gudang
3. buku
ini memuat atau menunjukkan setiap saat
dan jumlah nilai dalam uang dari semua barang yang disimpan di gudang
A. buku
penjualan
B. buku
penerimaan barang
C. buku
pengeluaran gudang
D. buku
kekayaan gudang
E. kartu
gudang
4. yang
bukan dokumen yang diperlukan dalam administrasi gudang adalah:
A. tembusan
surat order pembelian yang diterima dari
bagian pembelian
B. tembusan
laporan penerimaan barang yang diteruma dari bagian penerimaan beserta barang
yang bersangkutan
C. surat
order pengiriman barang yang diterima
dari bagian order penjualan ( penjualan kredit)
D. tembusan
memo dari pimpinan perusahaan atas penjualan barang
E. kartu
gudang sebgai tempat mencatat mutasi kuantum tiap jenis barang
5. kartu
ini yang memuat semua keterangan yang meliputi penambahan, pengurangan
persediaan dan harga dari suatu jenis barang tertentu...
A. kartu
piutang
B. kartu
debit
C. kartu
utang
D. kartu
persediaan
E. kartu
kredit
6. buku
ini memuat semua keterangan tentang bukti-bukti
penyerahan atau penerimaan barang
A. buku
penjualan
B. buku
penerimaan barang
C. buku
pengeluaran gudang
D. buku
kekayaan gudang
E. kartu
gudang
7. Dasar
dalam melakukan administrasi gudang pada perusahaan ritel adalah..
A. barang,
persediaan, stock
B. barang,
PO dan faktur
C. kartu
persediaan, kartu utang dan kartu piutang
D. pembelian,
penjualan, laporan
E. put
away, packing, storage
8.
yang tidak mempengaruhi Bukti pencatatan barang keluar
masuk adalah
A.
Jumlah stok barang.
B.
Klaim pembayaran barang masuk dan keluar.
C.
Dasar memesan barang.
D.
Mempelajari trend sales.
E.
Pengemasan barang
9. berfungsi
sebagi pendukung operasional pengeluaran barang dari gudang (picking dan
delivery barang) atas barang-barang yang akan dikirimkan ke outlet-outlet atau
kepada customer adalah...
A. Receiving and Putaway
B. Dispacthing
C.
Delivery Note
D.
Stock Take
E.
Double Check
10.
Setelah fisik barang diterima, selanjutnya fisik barang tersebut
harus diletakkan pada lokasi tertentu di gudang adalah
A. Put away
B. Dispacthing
C.
Delivery Note
D.
Stock Take
E.
Double Check
11.
untuk memastikan seluruh barang keluar merupakan order dari
customer serta berfungsi memandu
operator untuk melakukan loading ke dalam truck yang akan membawa barang ke
satu tujuan tertentu.
A. Put away
B. Dispacthing
C.
Delivery Note
D.
Stock Take
E.
Double Check
12.
dilakukan untuk melakukan penyesuaian stock fisik dan stock
komputer sehingga tingkat persediaan yang berhubungan dengan biaya persediaan
pada sebuah gudang sesuai dengan keadaan fisik adalah...
A. Put away
B. Dispacthing
C.
Delivery Note
D.
Stock Take
E.
Double Check
13.
fitur pendukung yang cukup vital, yang mampu menjelaskan banyak hal kepada pemilik
barang, laporan ini juga harus valid dan bisa tersedia sewaktu-waktu dimana
sebuah keputusan harus ditunjang oleh adanya data historis masa lalu. adalah...
A. Dispacthing
B.
Delivery Note
C.
Reporting
D.
Stock Take
E.
Double Check
14. Pada Sistem Pencatatan Terus Menerus
atau disebut juga Sistem Buku, pencatatan persediaan barang dilakukan secara kontinue
(terusmenerus) merupakan...
A. sisitem akuntansi
B. sistem perpectual
C. sistem periodik
D. sistem komputer
E. sistem pencatatan
15. persediaan pada akhir periode
akuntansi dilakukan dengan cara menginventarisir atau menghitung persediaan
secara fisik adalah pencatatan
A. sisitem akuntansi
B. sistem perpectual
C. sistem periodik
D. sistem komputer
E. sistem pencatatan
Essay
1.
Mengapa
dokumen-dokumen administrasi sangat penting? Jelaskan
2.
Jelaskan
dokumen-dokumen yang diperlukan dalam administrasi pergudangan
3.
jelaskan buku
administrasi pergudangan
4.
jelaskan alur
pencatatan administrasi pergudangan
5.
Jelaskan Warehouse Management
System ( WMS)
6.
jelaskan yang hal-hal yangnmempengaruhi adanya Bukti
pencatatan barang keluar masuk
7.
Jelaskan fitur-fitur yang ada dalam administrasi pergudangan
8.
Jelaskan arti dari Receiving
9.
jelaskan sistem pencatatan dalam administrasi pergudang
10. jelaskan metode
pencatatan dalam administrasi pergudanga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar