1.
Pengertian Marketing Mix
Marketing Mix merupakan
variable-variabel yang dipakai oleh perusahaan sebagai sarana untuk memenuhi
atau melayani kebutuhan dan keinginan konsumen. Marketing mix merupakan inti dari pemasaran perusahaan.
Menurut Willian J. Stanton, definisi
marketing mix dapat dikatakaan bahwa:
“ marketing mix
adalah kombinasi dari empat variable-variabel atau kegiatan inti dari sistem
pemasaran perusahaan, yakni; produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan
sistem distribusi”.
Tekanan utama dari marketing mix
adalah pasar karena pada akhirnya produk yang ditawarkan oleh perusahaan
diarahkan kepada pasar. Kebutuhan pasar teresbut dipakai sebagai dasar untuk menentukan macam produknya, demikian
pula keadaan pasar terhadap berbagai alternatife harga, promosi dan distribusi.
2.
Produk
A.
Arti Barang
Sering barang diartikan sebagai kumpulan atribut dan sifat kimia yang secara fisik dapat
diraba dalam bentuk yang nyata.
Dalam tinjuan yang lebih mendalam, sebenarnya barang itu tidak hanya meliput
atribut fisik saja, tetapi juga mencakup sifat-sifat non fisik seperti harga,
nama penjual dan sebagainya. Semua unsur
tersebut dipandang sebagai alat pemuas kebutuhan kebutuhan
manusia/pembelinya. Kombinasi yang berbeda dari unsure itu akan memberikan kepuasan yang berbeda lebih tepat
didefinisikan sebagai berikut:
“Produk adalah suatu sifat yang complex baik dapat diraba maupun tidak
dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer,
pelayanan perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang
diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya”.
B.
Penggolongan Barang
Barang
–barang yang diperdagangkan pada umumnya dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
A.
Kelompok
barang berdasarkan kepuasan segera dan kesejahteraan konsumen jangka panjang
a. Barang
yang bermanfaat (solutary product)
Yaitu barang –barang yang mempunyai
daya tarik sangat rendah, akan tetapi dapat memberikan manfaat yang sangat
tinggi kepada konsumen dalam jangka panjang
Contoh
: Deterjen dengan fosfat rendah
b. Barang yang kurang sempurna (deficient
product)
Yaitu barang-barang yang tidak
mempunyai daya tarik tinggi, akan tetapi
tetap mempunyai manfaat atau faedah untuk konsumen
Contoh : obat-obatan yang mempunyai rasa pahit
c. Barang
–barang yang sifatnya menyenangkan (pressing product)
Yaitu barang –barang yang dapat segera
memberikan kepuasan kepada konsumen akan tetapi dapat berakibat buruk bagi
pemakainya.
Contoh : rokok, miniuman keras, madat dan sebagainya.
d.
Barang yang sangat diperlukan (desirable
product)
Yaitu barang yang dapat
memberikan kepuasan dengan segera dan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia
Contoh
: baarang yang diperlukan secara terus menerus (makanan dan minuman yang bergizi)
B.
Kelompok
Barang yang berdasarkan tujuan
pemakainya.
a. Barang
Konsumsi (consumer goods)
Barang konsumsi
merupakan barang –barang yang dapat dibeli untuk dikonsumsi. Pembelian didasarkan
atas kebiasaan membeli dari konsumen. Jadi, pembeli barang konsumsi ini
adalah pembeli/ konsumen akhir.Barang konsumsi dibedakan empat golongan
yaitu sebagai berikut:
1. Barang
Shopping (Shopping goods)
Yaitu barang –barang
yang memerlukan pertimbangan kualitas, harga, gaya, kemasan dan service
Contoh
: kulkas, TV dan lain-lain
2. Barang
Konvenien (Convenience goods)
Yaitu barang-barang
kebutuhan sehari-hari yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Barang
pokok, yaitu barang yang dibeli secara tetap misalnya beras, sabun, gula, kopi
dan lain-lain
b. Barang
impulsive yaitu barang yang dibeli tanpa perencanaan, misalnya permen, coklat
dan lain-lain
c. Barang
darurat, yaitu barang yang dibeli atas dorongan kebutuhan misalnya payung
dimusim hujan
3. Barang
Spesial (Speciality goods)
Yaitu barang-barang yang
mempunyai ciri khas, dan untuk kebutuhan konsumen yang memerlukan pelayanan khusus dan dapat dibeli
di toko-toko tertentu atau tempat tertentu.
Contoh : mobil mewah,
perhiasan, permata, jam tangan mahal dan sebagainya.
4. Unsought
goods
Yaitu barang – barang
yang tidak dicari dan pemasarannya khusus dengan mendatangi para konsumen
Contoh : asuransi
b. Barang
Industri ( Industrial Goods)
Barang
–barang industri adalah barang-barang yang dibeli untuk diproses lagi oleh
perusahaan.pembeli barang-barang industri ini adalah perusahaan- perusahaan,
lembaga-lembaga, organisasi, perseorangan dan sebagainya.
Barang
industri adalah barang-barang yang tidak dikonsumsi oleh konsumen, akan tetapi
barang ini harus diolah terlebih dahulu oleh perusahaan.
Adapaun cirri-ciri barang industri adalah :
a.
Bersifat mekanis dan
elastic
Artinya barang barang itu dapat
diproduksi dalam jumlah yang berubah-ubah menurut selera konsumen
b.
Ongkos relative tetap
Dengan adanya ongkos yang relative tetap
berarti dapat menguntungkan di dalam memperbesar produksi dalam jangka pendek.
Barang
industri dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Bahan dan suku cadang, barang-barang yang
seluruhnya masuk dalam produk jadi antara lain :
a. Bahan
baku, meliputi barang hasil pertanian yaitu barang hasil pertanian, yaitu
barang yang dihasilkan dari proses pengolahan tanah dan tanaman misalnya beras,
kapas, buah-buahan dan lain-lain, bahan baku juga meliputi barang hasil alam
yaitu segala macam barang yang dihasilkan oleh alam misalnya kayu, minyak, bumi
bijih besi dan lain-lain.
b. Bahan
jadi, suku cadang, meliputi bahan komponen umumnya masih diolah kembali,
misalnya benang tenun menjadi kain. Selain bahan komponen, bahan jadi dan suku
cadang juga meliputi suku komponen yang seluruhnya masuk kedalam barang jadi,
tanpa perubahan bentuk dan sifat
misalnya ban dan motor kecil.
2. Barang
modal, barang-barang yang sebagian masuk kehasil barang jadi akhir. Barang ini
meliputi :
a. Instalasi;
yaitu alat produksi utama sebuah pabrik atau perusahaan yang dapat digunakan
untuk jangka panjang, misalnya tangga berjalan, computer, generator dan mesin
bor;
b.
Peralatan
ekstra (tambahan), yaitu alat-alat yang
dipakai untuk membantu instalasi. Peralatan ini terdiri atas peralatan
pabrik dan perkakas yang mudah dibawa, misalnya perkakas tangan dan alat
pengungkit. Selain itu peralatan ekstra meliputi peralatan kantor misalnya
mesin tik, telex dan lain-lain.
3.
Pembekalan
dan Pelayanan (supplies and service) merupakan padanan dari barang-barang
kemudahan dibidang industry karena barang-barang tersebut pada umumnya dibeli
dengan usaha minimal dengan dasar pembelian kembali;
a.
Pembekalan
operasional, misalnya batubara, tinta printer dan minyak pelumas
b.
Jasa
nasehat bisnis, konsultan bisnis manajemen dan biro iklan.
C. Strategi Produk
Produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan oleh
produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi
oleh pasar sebagai pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasar. Dalam hal ini
strategi produk adalah menetapkan cara menyediakan produk yang tepat bagi pasar
yang dituju, sehingga dapat memuaskan konsumennya dan meningkatkan keuntungan
perusahaan dalam jangka panjang. Tujuan
utama strategi produk adalah untuk dapat mencapai target pasar yang dituju
dengan meningkatkan kemampuan mengatasi persaingan.
Oleh karena produk yang dipasarkan dilihat oleh
konsumen dari segi pemanfaatan atau pemakaiannya, maka dalam strategi produk
perlu ditentukan sifat-sifat atau unsur-unsur penonjolan dari suatu produk yang
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Konsumen membeli suatu produk
bukanlah karena fisik produk itu
semata-mata, tetapi karena manfaat yang ditimbulkan dari produk yang dibelinya tersebut. Pada
dasarnya produk yang dibeli konsumen
akan memberikan jawaban atas masalah yang dihadapi konsumen berkaitan
dengan kebutuhan dan keinginan yang akan
dipenuhinya. Hal ini dikarenakan suatu produk
memberikan manfaat yang sesungguhnya ingin didapat oleh konsumen/pembeli
dan memberikan tawaran nyata secara fisik berupa mutu, kemasan serta tambahan
pelayanan yang terkait dari pembelian produk tersebut.
Dalam merencanakan penawaran suatu produk, tenaga
pemasaran perlu memahami 5 (lima)
tingkatan produk sebagai berikut:
1.
Produk utama
Yaitu produk yang
sebenarnya dibutuhkan konsumen
2.
Produk generic
Yaitu produk dasar yang
mampu memenuhi fungsi /manfaat produk yang sebenarnya.
3.
Produk harapan
Yaitu produk formal
yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya layak diharapkan dan
disepakati untuk dibeli
4.
Produk pelengkap
Yaitu berbagai produk
dilengkapi atau ditambah berbagai manfaat dan layanan, sehingga memberikan
kepuasana dan bias dibedakan dengan produk pesaing.
5.
Produk potensial
Yaitu segala macam
tambahan dan perubahan yang mingkin dikemabangkan untuk suatu produk dimasa
yang akan dating.
Secara garis besar strategi produk
dapat dikelompokkan menjadi 8 (delapan) kelompok sebagai berikut:
1.
Strategi Positioning
Product
Merupakan strategi
pemasaran yang berusaha menciptakan bentuk yang unik dalam merebut pelanggan
sasaran, sehingga terbentuk citra, merek atau produk yang lebih unggul.
2.
Strategi Repositioning
Product
Strategi
ini dibutuhkan bilamana terjadi salah satu dari empat kemungkinan yaitu:
a.
Ada pesaing baru;
b.
Konsumen telah berubah;
c.
Ditemukan pelanggan
baru;
d.
Terjadi kesalahan.
3.
Strategi Overlap
Product
Strategi ini adalah
strategi pemasaran yang menciptakan persaingan terhadap merek tertentu milik
perusahaan sendiri.
4.
Strategi Lingkup
Product
Strategi yang berkaitan
dengan perspektif terhadap bauran produk
5.
Strategi Design Product
Strategi ini berkaitan
dengan tingkat standarisasi produk. Perusahaan memiliki pilihan strategi yaitu
produk standar dengan modifikasi.
6.
Strategi Eliminasi
Produk
Yaitu produk yang tidak
sukses atau tidak sesuai dengan pangsa pasar dan portofolio produk perusahaan
sehingga perlu dihapuskan, karena bias merugikan perusahaan yang bersangkutan.
7.
Strategi Produk Baru
Pengertian produk baru
dapat meliputi orisinil, produk yang disempurnakan, produk yang dimodifikasi
dan merek baru yang dikembangkan melalui usha riset dan pengembangan.
8.
Strategi Diversifikasi
Yaitu usaha mencari dan
mengembangkan produk pasar yang baru atau keduanya, dalam rangka mengejar
pertumbuhan, peningkatan penjualan.
Mutu/Kualitas Produk
Mutu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasan
konsumen yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan
perusahaan. Perusahaan akan
memilih tingkat mutu yang menunjang
usaha meningkatkan atau mempertahankan posisi produk dalam pasar
sasarannya.
Mutu produk menyatakan tingkat kemampuan dari
suatu produk dalam melaksanakan fungsinya yang diharapkan, yang menunjukkan
antara lain tahan lama produk itu, dapat dipercaya produk itu, ketepatan
produk, mudah mengoperasikan dan memeliharanya. Tingkat mutu yang dipilih dari
produk yang dihasilkan harus mempertimbangkan target pasar yang dituju dan
strategi pesaingnya.
Mutu produk yang tinggi
biasanya diikuti oleh harga yang
relative tinggi dan meningkatkan suatu keuntungan bagi perusahaan. Berdasarkan
pertimbangan tingkat harga produk yang dapat dijangkau oleh konsumen, maka
strategi kualitas produk harus mempertimbangkan
masyaratakat konsumen yang dituju.
Warna Produk
Jika
para pembeli memasuki sebuah toko, yang pertama kali diperhatikan atau dilihat
adalah warna dari produk yang akan dibelinya. Seseorang pembeli wanita atau
pria pada umumnya dapat membedakan warna kombinasi, dari suatu produk yang
harmonis sebelum melakukan transaksi jual beli.
Warna
produk apapun mempunyai arti dan fungsi tersendiri bagi para pembeli. Maka dari
itu perusahaan yang ingin berhasil di dalam usahanya, perlu memperhatikan warna
produk yang dibuatnya.
Warna
produk banyak sekali pengaruhnya bagi kehidupan manusia dan dapat dibedakan
sebagai berikut:
a.
Warna terang (kuning
muda, nila, abu-abu, hijau muda dan biru muda)
b.
Warna cerah ( hijau
laut, hijau, jamrut, kuning mas, merah bata, dan jingga)
c.
Warna gelap (hitam,
biru, hijau lumut, kopi, coklat dan merah hati)
Warna produk yang menarik bagi para
konsumen. pendayagunaan warna produk secara tepat dapat meningkatkan penjualan produk suatu
perusahaan.begitupula bagi karyawan perusahaan, masalah warna dapat
meningkatkan produktifitas kerja, karena warna yang serasi mengurangi kepenatan mata. Warna
yang harmonis akan membawa suasana
kenyamanan, ketenangan, kesehatan,
keindahan, dan dapat mempengaruhi
reaksi emosional seseorang.
Kemasan Produk
Kemasan
mempunyai arti penting dalam mempengaruhi konsumen/pembeli untuk menentukan
pilihan terhadap produk yang akan dibelinya. Adapun kemasan dapat berfungsi
sebagai pelindung produk dari kerusakan, mencegah pemalsuan, menamin
kebersihan, sebagai wadah untuk produk barang cair, sebagai alat komunikasi
yang member keterangan tentang produk, memudahkan mengangkut. Dengan adanya
kemasan pada suatu produk dimaksudkan untuk menyenangkan dan menarik perhatian
konsumen/pembeli. Dan member kesan bahwa produk tersebut mutunya baik.
Dalam
melakukan kemasan produk yang perlu diperhatikan bahwa kemasan harus paraktis,
mudah dibuka dan ditutup, mudah dismpan, ukuran sesuai dengan penggunaan dan
preferensi konsumen. Pada setiap kemasan dibubuhi nama produk dengan merek,
gambar, nomor paten, bahan baku yang digunakan,ukuran, batas waktu pemakaian,
didukung warna menarik.
Merek Produk
Merek adalah nama,
istilah, tanda atau lambang dan kombinasi dan dua atau lebih unsure tersebut,
yang dimaksud untuk mengidentifikasi produk dari produsen tertentu dan
membedakannya dari produk saingan, juga mempermudah konsumen untuk menemukan
produk tersebut, serta melindungi dari kemungkinan ditiru pesaing. Merek yang dibuat harus mudah dingat, mudah dibaca,
mudah dibedakan.
Pelayanan
Pelayanan yang
diberikan dalam pemasaran suatu produk mencakup pelayanan sewaktu penawaran
produk, sewaktu penyerahan produk, dalam pengangkutan, pemasangan, asuransi,
pelayanan purna jual, perbaikan, pemeliharaan.
D.
Strategi
Bauran Produk
Bauran produk ( product
mix) adalah kombinasi dari semua produk yang ditawarkan perusahaan kepada
konsumen/pembeli. Strategi bauran produk adalah keputusan tentang penentuan
kombinasi produk apa saja yang akan
diproduksi dan dopasarkan oleh perusahaan.
Dalam strategi bauran
produk terdapat 7 (tujuh) alternative yang dapat dilakukan antara lain;
a.
Strategi untuk seluruh
pasar,
yaitu
perusahaan ingin memproduksi dan memasarkan berbagai macam produk untuk semua
konsumen
b.
Strategi pasar khusus,
yaitu memproduksi dan
memasarkan produk yang dibutuhkan segmen
pasar tertentu.
c.
Strategi produk khusus,
yaitu memproduksi dan memasarkan satu macam produk
tertentu untuk semua konsumen.
d.
Strategi produk tertentu yang terbatas,
yaitu memproduksi dan
memasarkan satu macam produk tertentu dengan desain yang istimewa hanya untuk
segmen pasar tertentu.
e.
Strategi produk
tertentu yang khusus,
yaitu memproduksi
produk tertentu istimewa dan memasarkannya menurut kesempatan yang ada untuk
satu atau beberapa segmen pasar.
Difersifikasi
Produk
Dalam difersifikasi produk,
perusahaan berusaha meningkatkan penjualan dengan cara mengembangkan produk baru untuk pasar baru,
sehingga terdapat bermacam-macam produk yang diproduksi perusahaan.
Straegi
ini diperlukan dalam rangka memperolah keuntungan yang lebih besar dari jenis
produk tertentu dengan mengorbankan keuntungan dari jenis produk yang lain.
Pertimbangan mengadakan difersifikasi produk adalah:
1.
Agar
perusahaan tidak tergantung pada satu pasar saja
2.
Adanya
kesempatan menghasilkan produk baru dengan keuntungan lebih besar.
3.
Agar tidak terjadi
kejenuhan terhadap suatu produk.
Pengembangan
Produk
Pengembangan produk
menyangkut penawaran produk baru atau produk yang disempurnakan
untuk pasar yang telah tersedia, dengan melihat kemungkinan penambahan atau
perubahan cirri-ciri khusus dari produk, menciptakan beberapa tingkat mutu,
menambah tipe atau ukuran untuk lebih dapat memuaskan pasar yang ada.
Pada umumnya pengembanagan
produk mempunyai hubungan erat dengan inovasi, dan perkembangan tekhnologi.
Didalam pelaksanaan pengembangan produk setiap perusahaan harus memperhatikan:
1.
Produk yang dibuat
haruslah dapat memuaskan konsumen
2.
Produk yang dibuat
harus sesuai dengan kekuatan fungsional perusahaan
3.
Strategi produk
harus dirancang oleh para ahli
4.
Gaya manajemen produk
dan organisasnnya harus efektif
Berhasil tidaknya
perkembangan produk tergantung pada 3 (tiga) factor yaitu:
1.
Factor keberuntungan;
2.
Factor keahlian dan
3.
Factor penafsiran
terhadap informasi yang ada.
Adapun tahap-tahap dalam pengembangan produk adalah sebagaia berikut:
1.
Tahap penyaringan
Tahap penyaringan ini dilakukan
setelah berbagai macam ide tentang produk tersedia. Adapun sumber
informasi atau ide dapat berasal dari manajer perusahaan, pesaing,
para ahli termasuk konsultan,para penyalur, langganan, atau dari lemabag lain.
2.
Tahap analisa bisnis
Tahap ini,
masing-masing ide perlu dianalisa dari segi bisnis untuk mengetahui samapi
seberapa jauh kemampuan ide tersebut dalam menghasilkan laba.
3.
Tahap pengembangan
Dalam tahapan ini,semua
ide perlu dianalisa dan apabila beberapa ide perlu dikembangkan, maka ide-ide
yang dianggap menguntungkan perlu diterapkan
dan dikemabangkan.
4.
Tahap pengujian
Tahap
pengujian merupakan kelanjutan dari tahap pengembangan. Termasuk
dalam tahap pengujian ini adalah;
a.
Pengujian tentang
konsep produk
b.
Pengujian terhadap
kesukaan konsumen
c.
Penilaian laboratories
d.
Test penggunaannya
e.
Dan operasi pabrik
percontohan (pilot plant)
5.
Tahap komersialisai
Tahapan ini, semua fasilitas sudah
disiapkan sedemikian rupa, baik
fasilitas produksi maupun pemasarannya. Perusahaan yang sudah memasuki tahapan ini, harus sudah
mempersiapkan strategi penetapan hargadan keuntungan yang diharapkan. Dalam
tahapan ini perusahaan sudah melakukan riset
pemasaran terlebih dahulu, terutama yang menyangkut kebutuhan,
keinginan, slera, kepuasan para konsumen yang akan dituju.
E.
Siklus
Kehidupan Produk (Product Life Cycle)
Siklus
kehidupan produk bermanfaat untuk
penerapan strategi pemasaran yang efektif bagi suatu produk apabila telah
diketahui pada tahap mana tersebut berada. Suatu produk dikatakan
berhasil/sukses dalam pemasaran apabila mengalami tahap-tahap dalam siklus
kehidupan produk, yang terdiri dari tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap
kedewasaan, tahap kemunduran.
1.
Tahap Perkenalan
Pada tahap ini produk
baru diperkenalkan ke pasar, belum diketahui oleh seluruh pasar sehingga
strategi mix dilaksanakan adalah promosi, yang bertujuan untuk memberitahu atau
mendorong calon konsumen/pembeli untuk mencoba produk tersebut.
2.
Tahap Pertumbuhan
Pada tahap ini produk
sudah dikenal dan diterima oleh pasar dengan cepat, dan meningkatnya penjualan
strategi marketing mix beralih pada usaha untuk membuka saluran distribusi.
3.
Tahap Kedewasaan
Pada tahap ini
persaingan makin ketat dimana terdapat produk saingan yang memasuki pasar,
sehingga strategi marketing mix lebih menekankan pada harga dan promosi khusus
yang dapat menarik perhatian pembeli pada produknya dan untuk mepertahankan
posisi produk tersebut dipasar.
4.
Tahap Kemunduran
Pada tahap ini
penjualan menurun, namun perusahaan mendesain kembali produknya atau mengurangi
baiaya-biayanya sehingga dapat memberikan kontribusi pada perusahaan. Jika
produk tersebut sudah tidak menguntungkan lagi, perusahaan harus meutuskan
apakah terus mempertahankan meskipun rugi atau mengganti dengan produk lain
yang menguntungkan.
Gambar. Siklus
Kehidupan Produk dan Marketing Mix
|
|
|
Redesign &
Recycle
Tinggalkan
Produk
Tahap
|
||||
Marketing Mix
|
Perkenalan
Promosi
|
Pertumbuhan
Distribusi
|
Kedewasaan
Harga
|
Kemunduran
Pengurangan biaya
|
Panjangnya
siklus kehidupan produk yang berbeda-beda/tidak selalu sama menurut jenis
produknya. Panjangnya waktu pada masing-masing tahap juga berbeda-beda,
tergantung pada tingkat penerimaan/pengakuan pembeli, jumlah pesaing baru.
Pada setiap tahap tersebut
terdapat peluang dan masalah yang berbeda-beda yang berhubungan dengan strategi
pemasaran dan potensi laba. Dengan mengenali tahapan dimana suatu produk yang
berada, atau sasaran yang dituju, maka pihak manajemen dapat merumuskan
strategi pemasaran yang tepat.
Tidak setiap produk melalu
tahapan. Beberapa produk, bahkan tidak pernah melewati tahap perkenalan.
Umumnya produk yang gagal memasuki semua tahapan ini adalah produk-produk yang
berkaitan dengan tekhnologi dan mode.
3. Struktur
Harga
A. Arti Harga
Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan
untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanan. Peranan harga dalam keadaan persaingan yang makin ketat
sangatlah penting terutamauntuk menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar,
meningkatkan penjualan dan keuntungan perusahaan. Dalam penetapan harga
haruslah didasarkan pertimbangan factor-faktor yang tidak dapat dikontrol
perusahaan, seperti peraturan pemerintah, persaingan, perubahan selera atau
keinginan dan kebutuhan konsumen, keadaan social budaya, politik, dan
tekhnologi.
Umumnya tingkat harga dipengaruhi oleh
factor daya beli konsumen dan pesaing yang terdapat di pasar. Dengan penetapan harga menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk dapat bersaing dan kemampuan perusahaan mempengaruhi konsumen. Adanya
persaingan yang makin ketat biasanya harga yang ditetapkan adalah tingkat harga
yang bersaing, artinya tingkat harga itu tidak akan jauh berbeda dengan tingkat
harga pesaing.
B Penetapan Harga
Kebijakan
penetapan harga produk turut menenkan keberhasilan dibidang pemasaran produk.
Harga produk yang ditetapkan bukan
berarti harus murah atau mahal, tetapi harus sesuai dengan daya beli konsumen.
Untuk dapat
menetapkan harga produk dengan tepat, maka harus mempertimbangkan factor
kualitas produk, daya beli konsumen, keadaan persaingan, konsumen yang dituju.
Ada beberapa macam kebijakan dalam
penetapan harga yang dapat dilakukan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Kebijakan harga
produsen
Dalam kebijakan ini
dapat menetapkan harga dalam bentuk antara lain:
a. Shining
Price (harga setinggi mungkin)
Menetapkan harga produk setinggi mungkin, karena perusahaan belum memiliki
saingan produk dipasarkan untuk kalangan menengah keatas
b. Penetration
Price ( harga serendah mungkin)
Kebijakan penetapan harga yang bertujuan untuk
menerobos produk perusahaan lain masuk kepasar
2.
Kebijakan harga grosir
Grosir dapat kebijakan harga produk dengan cara memberikan
potongan harga, baik potongan harga yang diberikan karena pembayaran tunai atau
karena pembelian dalam jumlah besar.
3.
Kebijakan harga
retailer
Beberapa kebijakan
penetapan harga produk yang ditetapkan oelh retailer
1)
Margin Price
Penetapan
harga berdasarkan perkiraan saja. Bila produk yang dijual sudah mendapatkan
keuntungan, maka langsung dijual. Hal ini sering
dilakukan pedagang kaki lima.
2)
Lining Price
Penetapan harga produk yang seing
dilakukan oleh toko yang menjual kaos, sepatu dan sandal, Contoh: kaos dari
berbagai merek dan ukuran ditumpuk dalam satu kotak dan diberi harga yang sama.
3)
Competitor Price
Penetapan harga yang murah dengan tujuan
agar memperoleh reputasi sebagai toko termurah
4)
Judgement Price
Penetapan harga produk bedasarkan
perkiraan, biasanya dalam satu lusin produk, didalamnya ada satu atau dua
ptotong produk yang bagus.
5)
Customary Price
Dalam jangka panjang, harga suatu produk
tetap stabil dan tidak ada perubahan. Apabila harga bahan baku meningkat, maka harga pokok produknya juga akan
meningkat.
6)
Ood Price
Penetapan
harga ganjil untuk menarik pembeli. Misalnya, harga produk Rp.19.775,00 atau
Rp. 14.335,00 penetapan harga ini biasanya dilakukan oleh supermarket.
7)
Combination Price
Penetapan harga dengan cara penawaran
berkombinasi antara dua jenis, misalnya penawaran shampoo dengan sisir, sepatu
dengan kaos kaki dan sebagainya.
Agar tujuan perusahaan tercapai, harus bijaksana dalam
menetapkan harga, adapun tujuan penetapan harga yaitu:
1. Memperoleh
laba maksimum
2. Mendapatkan
share pasar tertentu
3. Mencapai
target hasil penerimaan penjualan maximum
4. Mencapai
keuntungan yang ditargetkan
5. Mempromosi
produk.
Dalam
penetapan harga produk dapat mengenal juga masalah strategi penetapan harga.
Adapun strategi penetapan harga produk yang dilaksanakan adalah:
a.
Rapid Skiming
Strategi yang
dijalankan dengan menetapkan tingkat harga penjualan produk yang tinggi dan
dengan kegiatan promosi yang tinggi pula. Strategi ini mempunyai tujuan untuk
memperoleh laba perunit yang maksimal sebelum
para pesaing memasuki pasar.
b.
Rapid penetration
Strategi yang
dijalankan dengan menetapkan harga produk rendah, sedangkan kegiatan promosinya
tinggi. Tujuan strategi ini agar perusahaan dapat memasuki pasar secepatnya
c.
Slow Skiming
Strategi
yang dijalankan dengan menetapkan harga penjualan produk yang tinggi. Tujuan
strategi ini adalah untuk memperoleh
laba per unit setinggi-tingginya sebelum para pesaing memasuki pasar
d.
Slow Penetration
Strategi
yang dijalankan dengan menetapkan harga jual produk yang rendah dengan kegiatan
promosi yang rendah. Tujuan dari strategi ini adalah merangsang pasar untuk menyerap produk dengan cepat.
C. Faktor-faktor Yang
mempengaruhi Tingkat Harga
Tingkat harga yang
terjadi dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain:
1.
Kondisi Perekonomian
2.
Permintaan dan
Penawaran
3.
Elastisitas Permintaan
4.
Persaingan
5.
Biaya
6.
Tujuan Manajer
7.
Pengawasan Pemerintah
Kondisi
Perekonomian
Kondisi perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga
yang berlaku. Misalnya pada masa resesi dimana harga berada pada tingkat yang
lebih rendah.
Permintaan dan Penawaran
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli masyarakat
pada tingkat harga tertentu. Pada umumnya tingkat harga yang lebih rendah akan
mengakibatkan jumlah yang diminta lebih besar.
Penawaran adalah kebalikan dari permintaan, yaitu suatu
jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu. Pada
umumnya harga yang lebih tinggi mendorong jumlah yang ditawarkan lebih besar.
Menurut teori ekonomi, harga akan ditentukan pada suatu
titik pertemuan antara kurve permintaan dan kurve penawaran.
Elastisitas Permintaan
Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga
adalah sifat permintaan pasar.Sebenarnya sifat permintaan pasar ini tidak hanya
mempengaruhi penentuan harganya tetapi juga mempengaruhi volume yang dapat
dijual. Untuk beberapa jenis barang, harga dan volume penjualan ini berbanding
terbalik, artinya jika terjadi kenaikan
harga maka penjualan akan menurun dan sebaliknya.
·
Inelastis
Jika
permintaakan itu bersifat inelastic, maka perubahan harga akan mengakibatkan
perubahan yang lebih kecil pada volume penjualannya.
·
Elastis
Apabila
permintaan itu bersifat elastic, maka perubahan harga akan menyebabkan
terjadinya perubahan volume penjualan dalam perbandingan yang lebih besar.
·
Unitary Elasticity
Apabila permintaan itu
bersifat unitary elasticity, maka perubahan harga akan menyebabkan perubahan
jumlah yang dijual dalam proporsi yang sama. Dengan kata lain, penurunan harga sebesar 10% akan
mengakibatkan naiknya volume penjualan sebesar 10%.
Persaingan
Harga
jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada.
Persaingan terdiri dari :
·
Persaingan murni
Barang-barang
dari hasil pertanian yang banyak dijual
dalam persaingan murni.Dalam persaingan ini
penjual yang berjumlah banyak aktif menghadapi pembeli yang banyak.
Banyaknya penjual dan pembeli ini akan mepersulit penjual perseorangan untuk
menjual dengan harga yang lebih tinggi kepda pembeli lain.
·
Persaingan tidak
sempurna
Untuk
barang-barang yang dihasilkan dari
pabrik (barang-barang manufaktur) dengan merek tertentu kadang-kadang mengalami
kesulitan dalam pemasarannya. Hal ini disebabkan karena harganya lebih tinggi
dari barang sejenis dengan merek lain.keadaan pasar seperti ini yang disebut
persaingan tidak sempurna (imperfect Competition), dimana barang tersebut telah
dibedakan dengan memberikan merek.
·
Oligopoli
Dalam
ologopoli beberapa penjual menguasai pasar, sehingga harga yang ditetapkan
dapat lebih tinggi daripada persaingan sempurna.
·
Monopoli
Dalam
monopoli jumlah penjual yang ada dalam pasar hanya satu, sehingga penentuan
harga dipengaruhi oleh berapa faktor seperti:
-
Permintaan barang yang
bersangkutan
-
Harga barang
subtitusi/pengganti
-
Peraturan harga dari
pemerintah.
Biaya
Biaya
merupakan dasar dalam penentuan harga,
sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan
kerugian. Sebaliknya, apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya, baik
biaya produksi, biaya operasi maupun biaya non operasi, akan menghasilkan
keuntungan.
Tujuan Perusahaan
Penetapan harga suatu barang sering dikaitkan dengn
tujuan yang akan dicapai. Setiap perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan yang
sama dengan perusahaan lainnya. Tujuan
yang hendak dicapai tersebut antara lain:
- Laba
maksimum
- Volume
penjualan tertentu
- Penguasaan
pasar
- Kembalinya
modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu.
Pengawasan
Pemerintah
Pengawasan
pemerintah juga merupakan factor penting dalam penentuan harga. Pengawasan
pemerintah tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk:
- Penentuan
harga maksimun dan minimum
- Diskriminasi
harga
-
Praktek-praktek
yang mendorong atau mencegah usaha-usaha kearah monopoli
D.
Metode Penetapan Harga
Penetapan harga
barang dan jasa yang efisien sering merupakan masalah yang sulit bagi sebuah
perusahaan. meskipun cara penetapan harga yang dipakai sama bagi semua
perusahaan (didasarkan pada biaya,
persaingan, permintaan dan laba), tetapi kombinasi optimal dari factor-faktor
tersebut berbeda sesuai sifat produknya, pasarnya dan tujuan perusahaan.
1.
Metode penetapan harga yang didasarkan pada biaya
a.
Cost plus pricing method
Dalam metode ini, penjual atau
produsen menetapkan harga jual untuk satu unit barang yang besarnya sama dengan
jumlah biaya per unit ditambah dengan suatu jumlah untuk menutup laba yang
diinginkan (disebut marjin) pada unit tersebut; formulanya dapat dilihat
berikut ini :
Sebagai contoh :
Bila diketahui
1. biaya material Rp. 7.500.000
2. biaya tenaga kerja Rp.
2.500.000
3. biaya lain-lain (sewa kantor,
alat2, gaji ..) Rp. 4.000.000
Jumlah keseluruhah biaya Rp.
14.000.000
Apabila menghendaki laba sebesar 10%
dari total biaya
Maka perhitungannya sebagai berikut
Harga total = total biaya + laba
= Rp. 14.000.000
+ ( 10% x Rp. 14.000.000)
= Rp. 15.400.000
Bila data tersebut diatas diproduksi sebanyak 50 unit, maka untuk
menentukan harga jual perunit adalah
Rp.
15.400.000/ 50 unit = Rp. 308.000
perunit
b.
Mark up pricing method
Variasi lain dari metode cos-plus adalah mark-up
pricing method yang banyak dipakai oleh para pedagang. Pedagang yang membeli
barang-barang dagangan akan menentukan harga jualnya setelah menambah harga
beli dengan sejumlah mark-up
HARGA BELI + MARK UP = HARGA
JUAL
Jadi, mark-up ini merupakan
kelebihan harga jual di atas harga belinya. Keuntungan bisa diperoleh dari
sebagian mark-up tersebut. Selain itu, pedagang tersebut juga harus
mengeluarkan sejumlah biaya eksploatasiyang juga diambilkan dari sebagian
mark-up.
Contoh: toko tas membeli sebuah tas Rp
100.000/buah, dengan keuntungan ditentukan Rp 50.000. Harga jual: Rp 100.000 +
Rp 50.000 = Rp 150.000. Keuntungan diperoleh dari mark-up. Mengapa hanya sebagian? Karena, terdapat
biaya lain-lain yang harus diambil sebagian dari mark up.
Setelah kita mengetahui kedua
metode tersebut, perlu pula kita mengetahui beberapa istilah biaya yang ada
kaitannya. Beberapa istilah biaya itu
antara lain :
a.
Biaya tetap
Biaya tetap ( fixed cost) adalah biaya-biaya yang dalam
batas-batas tertentu jumlahnya relatif
tetap (konstan) walaupun terjadi perubahan volume produksi atau tingkat
kegiatan perusahaan. elemen-elemen yang
termasuk biaya tetap seperti sewa, gaji pimpinan, dan pajak kekayaan yang tetap
konstan untuk setiap tingkat hasil (output). Untuk tingkat kapasitas tertentu
atau untuk periode waktu yang pendek, biaya ini tetap sama besarnya. Tetapi
untuk jangka panjang, biaya ini akan berubah menjadi biaya variabel. Biaya
tetap yang dibebankan pada masing-masing unit disebut biaya tetap rata-rata
(average fixed cost)
b.
biaya variabel,
Biaya variabel (variabel cost)
adalah biaya yang berubah-ubah disebabkan oleh adanya perubahan jumlah volume
produksi atau tingkat kegiatan perusahaa. Apabila jumlah barang yang
dihasilkan bertambah, maka biaya variabelnya juga akan meningkat. Biaya
variabel yang dibebankan pada masing-masing unit disebut biaya variabel
rata-rata (average variabel cost).
c.
biaya total,
Biaya total (total cost)
adalah biaya keseluruhan, meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Untuk masing-masing barang, biaya ini disebut biaya
total rata-rata (average total cost)
d.
biaya marjinal.
Biaya marjinal (marginal cost) adalah biaya untuk
memproduksi dan menjual tambahan satu unit produk yang terakhir. Apabila biaya
untuk memproduksi 10 unit produk adalah sebesar Rp.500,- dan untuk memproduksi
11 unit produk sebesar Rp.590,- dikurangi Rp.500,-).
2.
Analisa Break Even
Sebuah metode penetapan harga yang didasarkan pada
permintaan pasar dan masih mempertimbangkan biaya adalah dengan analisa
break-even. Perusahaan dapat dikatakan dalam keadaan break-even bilamana
penghasilan (revenue) yang diterima sama dengan ongkosnya, dengan anggapan
bahwa harga jualnya sudah tertentu. Menurut metode ini, perusahaan akan mendapatkan
laba bilamana penjualan yang dicapai berada di atas titik break-even, maka
perusahaanakan menderita rugi bilamana penjualan yang dicapai berada dibawah
titik break even
a.
Perhitungan BEP atas dasar kuantitas/unit
Rumus =
BEP (Q) = Jumlah unit produksi yang
dihasilkan atau di jual
FC = Fixed Cost
( Biaya Tetap)
VC = Variabel Cost ( Biaya
Variabel)
P = Price ( Harga
perunit)
Contoh
PT Berkah melakukan kegiatan ptoduksi suatu barang X dengan pengeluaran
sebagai berikut:
1.
Biaya tetap Rp.
36.000.000
2.
Biaya Varibel Rp.
4.000/ unit
3.
Harga Jual Rp.
10.000/unit
4.
Kapasitas produksi maksimal 10.000 unit
5.
Berapakan BEP?
= 6.000 unit
b.
Perhitungan BEP atas dasar penjualan dalam rupiah
Perhitungan dapat digunakan dengan menggunakan rumus:
BEP (R) = Hasil penjualan dalam rupiah
FC = Fixed Cost ( Biaya tetap)
VC = Variabel Cost ( Biaya
Variabel)
S = Volume Penjualan
Contoh
PT Berkah melaksanakan produksi suatu barang
dengan pengeluaran sebagai berikut:
-
Biaya tetap = Rp. 36.000.000
-
Biaya Variabel = Rp. 4.000/ unit
-
Harga jual = Rp. 10.000/ unit
-
Kapasitas produksi
maksimal = 10.000 unit
-
Berapakan BEP?
=
= = Rp. 60.000.000
BEP pun dapat dilakukan dengan perhitungan sederhana
3. Analisa Marjinal
Dalam
analisa marjinal, harga ditentukan atas dasar keseimbangan antara
penawaran dan permintaan. Untuk mendapatkan laba maksimum, penjual/produsen
dapat menentukan harga per unit dimana permintaan per unit seimbang dengan
biaya per unitnya. Metode ini sama seperti analisa marjinal tentang permintaan
dan penawaran yang dikemukakan oleh ahli-ahli ekonomi klasik maupun
neoklasik. Mereka mengembangkan teori tentang persaingan monopoli atau persaingan
tidak sempurna.
Karena tingkat harga yang
ditawarkan oleh penjual sangat dipengaruhi oleh faktor persaingan, maka perlu
bagi kita untuk mengetahui struktur persaingan di pasar. Pada
umumnya, penjual selalu berusaha mengawasi harga-harga yang ditetapkannya.
Struktur pasar tersebut dapat digolongkan dengan mendasarkan pada jumlah penjual,
jumlah pembeli dan tingkat homogenitas barang.
Dalam persaingan monopoli,
penjual dapat menentukan harga yang tinggi. Tetapi untuk memperluas pasarnya ia
harus menurunkan harga tersebut. Apabila harga ditentukan dengan menyeimbangkan
permintaan dan penawaran, penjual harus mengetahui konsep tentang pendapatan
rata-rata dan pendapatan marjinal, juga biaya rata-rata dan biaya marjinal.
1.
Pendapatan rata-rata (average revenue) adalah harga
per unit pada tingkat penjualan produk yang ada, atau sama dengan pendapatan total
dibagi jumlah produk yang dijual.
2.
Pendapatan marjinal adalah penghasilan yang berasal
dari penjualan unit produk terakhir (unit marjinal).
4.
Penetapan harga dalam hubungannya dengan pasar
Di sini, pendapatan harga tidak didasarkan pada biaya, tetapi justru harga yang menentukan biaya
dari perusahaan. Penjual dapat menentukan harga sama dengan tingkat harga pasar
agar dapat ikut dalam persaingan; atau dapat pula ditentukan lebih tinggi atau
lebih rendah dari tingkat harga dalam persaingan.
1.
Penetapan Harga Sama Dengan Harga Saingan
Sering dijumpai adanya penjual
yang menetapkan harga sama dengan harga saingan. Cara seperti ini akan lebih
menguntungkan jika dipakai pada saat harga dalam persaingan itu tinggi.
Biasanya penjual menggunakan cara tersebut untuk barang-barang standard.
2.
Penetapan Harga Di Bawah Harga Saingan
Metode ini biasanya digunakan
oleh para pengecer, dan perusahaan sering tidak mengetahui adanya
praktek-praktek tersebut. Mereka mempunyai suatu prinsip bahwa mark-up yang
lebih rendah akan menghasilkan volume penjualan yang lebih tinggi. Mereka juga
berpendapat bahwa nama baik produsen ikut membawa nama baik pengecer. Penetapan
harga di bawah harga saingan ini juga merupakan suatu cara yang baik bagi
perusahaan untuk memasuki pasar yang baru. Oleh karena itu banyak pengecer
menggunakan metode tersebut untuk barang-barang yang permintaannya elastis.
3.
Penetapan Harga Di Atas Harga
Saingan
Kadang-kadang produsen dan
pengecer menetapkan harga produknya di atas tingkat harga pasar. Metode ini
hanya sesuai digunakan oleh perusahaan yang sudah mempunyai reputasi atau
perusahaan yang menghasilkan barang-barang prestise. Ini disebabkan karena
konsumen kurang memperhatikan harga dalam pembeliannya. Tetapi mereka lebih
mengutamakan kualitas atau faktor prestise yang akan diperolehnya dari barang
tersebut
Saluran
Distribusi
A.
Arti Saluran Distribusi
Dalam
rangka kegiatan memperlancar arus
barang/jasa dari produsen ke konsumen,
maka salah satu factor penting yang tidak boleh diabaikan adalah memilih secara
tepat saluran distribusi yang akan digunakan dalam rangka usaha penyaluran
barang-barang/jasa-jasa dari produsen ke konsumen.
Saluran
distribusi adalah lembaga-lembaga distributor/lembaga-lembaga distributor/
lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan/
menyampaikan barang-barang/jasa-jasa dari produsen ke konsumen.
Distributor
–distributor / penyalur ini bekerja secara aktif untuk mengusahakan perpindahan
bukan hanya secara fisik tetapi dalam arti barang-barang tersebut dapat dibeli
oleh konsumen yang disebut distributor/penyalur misalnya adalah agen, grosir,
retailer.
Saluran
distribusi adalah sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan
mempermudah penyampaian barang. Saluran distribusi, kadang-kadang disebut
saluran perdagangan atau saluran pemasaran, dapat didefinisikan dalam beberapa
cara. Umumnya definisi yang ada memberikan gambaran tentang saluran distribusi
ini sebagai suatu rute atau jalur
David A. Revzan mengatakan bahwa :
“Saluran merupakan
suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produden ke perantara dan
akhirnya sampai pada pemakai”.
Definisi
tersebut masih bersifat sempit. Istilah barang (terdapat juga dalam definisi
dimuka) sering diartikan sebagai suatu bentuk fisik. Akibatnya, definisi ini
cenderung menggambarkan pemindahan jasa-jasa atau kombinasi antara barang dan
jasa. Selain membatasi barang yang disalurkan, definisi ini juga membatasi
lembaga-lembaga yang ada. Definisi yang bersifat luas tidaklah demikian; tetapi
harus memasukan semua lembaga yang mempunyai kepentingan dalam saluran, dan
harus cukup luas macam barang serta jasa yang disalurkan.
Definisi
yang lain tentang saluran pemasaran ini dikemukakan oleh the American marketing
association, yang menekankan tentang banyaknya lembaga yang ada dalam
aliran/arus barang. Asosiasi tersebut menyatakan bahwa:
“Saluran
merupakan suatu struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar
perusahaanyang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar dan pengecer, melalui
mana sebuah komoditi, produk, atau jasa dipasarkan”
Definisi
kedua ini lebih luas dibandingkan dengan definisi yang pertama. Dengan
memasukan istilah struktur, definisi ini mempunyai tambahan arti yang bersifat
statis pada saluran; dan tidak membantu untuk mengetahui tentang
hubungan-hubungan yang ada antara masing-masing lembaga.
Untuk
selanjutnya, definisi yang dipakai adalah definisi yang bersifat paling luas,
dikemukakan oleh C. Glenn Walters sebagai berikut :
“Saluran adalah sekelompok pedagang dan
agen perusahaan yang mengkombinasikan antara pemindahan phisik dan nama dari
suatu produk untuk menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu”.
Dari definisi tersebut dapat diketahui
adanya beberapa unsur penting, yaitu:
1. Saluran
merupakan sekelompok lembaga yang ada diantara berbagai lembaga yang mengadakan
kerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
2. Karena
anggota-anggota kelompok terdiri atas beberapa pedagang dan beberapa agen, maka
ada sebagian yang ikut memperoleh nama dan sebagian yang lain tidak. Tidak
perlu bagi setiap saluran untuk menggunakan sebuah agen, tetapi ada prinsipnya
setiap saluran harus memiliki seorang pedagang. Alasannya adalah bahwa hanya
pedagang saja yang dianggap tepat sebagai pemilik untuk memindahkan barang.
Dalam hal ini, distribusi phisik merupakan kegiatan yang penting.
3. Tujuan dari saluran pemasaran adalah untuk mencapai
pasar-pasar tertentu. Jadi pasar merupakan
tujuan akhir dari kegiatan saluran.
4.
Saluran
melaksanakan dua kegiatan penting untuk mencapai tujuan, yaitu:
a.
mengadakan penggolongan
produk
penggolongan
produk menunjukkan jumlah dari
berbagai keperluan produk yang dapat memberikan kepuasan kepada
pasar.
b.
mendistibusikannya.
B.
Bentuk
Saluran Distribusi
Proses
penyaluran distribusi sampai ke tangan konsumen
akhir dapat menggunakan saluran yang panjang ataupun pendek sesuai
dengan kebijaksanaan saluran distribusi
yang kan dilaksanakan perusahaan.
Mata
rantai distribusi menurut bentuk salurannya dapat dibagi
menjadi dua yaitu:
1. Saluran distribusi langsung direct channel of distribution)
Saluran distribusi langsung adalah bentuk
penyaluran barang-barng/jasa-jasa dari
produsen ke konsumen dengan tidak melalui perantara.
bentuk saluran distribusi langsung dapat
dibagi dalam empat macaam yaitu:
a. Selling
of the point production
Adalah bentuk penjualan langsung
dilakukan ditempat produksi
Contoh :
-
Petani
buah melakukan penjualan buah-buahan yang dihasilkan dikebunnya kepada konsumen
-
Usaha
pakaian jadi yang menjual produknya langsung kepada konsumen ditempat
penjahitan.
Benytuk penjualan ini tidak memerlukan tambahan dana yang
akan dipergunakan untuk biaya pengangkutan atau peraantara.bentuk penjualan ini
juga sangata disenangi konsumen karena harganya biasanya lebih murah daan
kualitas bisa dipertanggungjawabkan.
b. Selling
of the producer’s retail store
Adalah penjualan yang dilakukan ditempat
pengecer. Bentuk penjualan ini biasanya produsen tidak melakukan penjualan
langsung kepada konsumen tetapi melalui /dilimpahkan kepada pihak pengecer.
c. Selling
door to door
Adalah penjualan yang dilakukan produsen
langsung dengan mengarahkan salesmen ke
rumah-rumah atau kantor-kantor konsumen.
d. Selling
through mail
Adalah penjualan
yang dilakukan perusahaan dengan
menggunakan jasa pos.
2. Saluran
distribusi tidal langsung
Adalah bentuk
saluraan distribusi yang menggunakan jasa perantara dan agen untuk menyalurkan barang/jasaa
kepada konsumen.
C.
Perantara
dalam Saluran Distribusi
Selama suatu lembaga atau perusahaan atau perusahaan itu menawarkan barang atau jasa, masalah distribusi ini
tidak dapat dipisahkan. Kegiatan distribusi selalu dilakukan meskipun tidak
menggunakan perantara sebagai lembaganya ,yang berarti kegiatan distribusinya
langsung diarahkan oleh produsen kepada konsumen. Namun tidak jarang para
perantara ini digunakan digunakan oleh
produsen untuk mendistribusikan hasil produksinya kepada konsumen akhir.
Perantara pemasaran ini merupakan
lembaga atau individu yang menjalankan
kegiatan khusus dibidang distribusi yaitu
perantara pedagang dan perantara agen.
Perantara pedagang
Pada dasarnya, perantara pedagang (
merchant middleman) ini bertanggung jawab terhadap pemilikan semua barang yang
dipasarkannya. Dalam hubungannya dengam pemindahan milik, kegiatan perantara
pedagang berbeda dengan lembaga lain.
Adapun
lembaga- lembaga yang termasuk dalam golongan perantara pedagang adalah:
1.
pedagang besar
istilah pedagang besar
ini hanya digunakan pada perantara yang terkait dengan kegiatan perdagangan
besar dan biasanya tidak melayani penjualan eceran kepada konsumen akhir.
Adapun definisi pedagang besar adalah:
“pedagang besar adalah sebuah unit usaha yang membeli dan
menjual kembali barang-barang kepada pengecer dan pedagang lain dan/atau kepada
pemakai industry, pemakai lembaga, dan pemakai komersial yang tidak menjual
dalam volume yang sama kepada konsumen akhir”.
Beberapa pedagang besar
diantaranya adalah:
a.
Grosir
grosir adalah
orang/pengusaha/pedagang yang membuka usaha dagang dengan membeli dan menjual
kembali barang dagangan kepada pengecer, pedagang besar lainnya, perusahaan
industry, lembaga pemerinta/swasta dan sebagainya. Jumlah barang yang diperjual
belikan relative besar. Para grosir tidak melakukan penjualan secara eceran.
b.
Makelar
Makelar adalah
orang/pengusaha/pedagang yang melakukan kegiatan usaha perdagangan besar
sebagai yang mewakili pihak penjual maupun pihak pembeli dengan wewenang yang
terbatas. Makelar ini tidak mempunyai hak milik atas barang. Ia (mereka) hanya merupakan wakil untuk menutup
persetujuan jual beli daan kepadanya diberikan Imbalan jasa (upah persentase)
yang disebut kurtase (courtage)
c.
Komisioner
Komisioner adalah
orang/pengusaha/pedagang yang melakukan persetujuan jual beli atas namanya
sendiri untuk pihak tertentu yang menyuruh (principal) dengan mendapatkan
imbalan jasa prestasi yang disebut komisi/provisi atau factorage.
2.
Pedagang eceran
Pedagang eceran
meliputi semua kegiatan yang berhubungan secara langsung dengan penjualan
barang atau jasa kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi (bukan untuk
keperluan usaha). Namun tidak menutup kemungkinan adanya penjualan secara
langsung dengan para pemakai industry karena tidak semua barang industry selalu
dibeli dengan jumlah besar.
“pedagang eceran adalah
sebuah lembaga yang melakukan kegiatan usaha menjual barang kepada konsumen
akhir untuk keperluan pribadi (non bisnis)”
Perantara Agen
Perantara agen (agent middlemen) ini dibedakan dengan
perantara pedagang karena tidak mempunyai hak milik atas semua barang yang
ditangani.
“agen adalah lembaga
yang melaksanakan perdagangan dengan menyediakan jasa-jasa atau fungsi khusus yang berhubungan
dengan penjualan atau distribusi barang, tetapi mereka tidak mempunyai hak
untuk memiliki barang yang diperdagangkan.
Pada dasarnya perantara
agen dapat digolongkan ke dalam dua golongan yakni:
1.
Agen penunjang (
facilitiating agent)
Agen penunjang
merupakan agen yang mengkhususkan kegaiatannya dalam beberapa aspek pemindahan
barang dan jasa. Yang terbagi dalam beberapa golongan, yaitu:
a. Agen
pengangkutan borongan (bulk transportation agent)
b. Agen
penyimpanan (storage agent)
c. Agen
pengangkutan khusus (speciality shipper)
d. Agen
pembelian dan penjualan (purchase & sales agent)
Kegiatan
agen penunjang adalah membantu untuk memindahkan barang sedemikian rupa sehingga mengadakan hubungan
langsung dengan dengan pembeli dan penjual. Jadi, agen penunjang ini melayani
kebutuhan-kebutuhan dari setiap kelompok
secara serempak.
2.
Agen pelengkap
Agen pelengkap berfungsi
melaksanakan jasa-jasa tambahan dalam penyaluran barang dengan tujuan
memperbaiki adanya kekurangan-kekurangan. Apabila pedagang atau lembaga lain
tidak dapat melakukan kegiatan-kegaitan yang berhubungan dengan penyaluran
barang, maka agen pelengkap dapat menggantikannya. Jasa-jasa yang dilakukannya
antara lain berupa:
1.
Jasa pembimbingan
/konsultasi
2.
Jasa financial
3.
Jasa informasi
4.
Jasa khusus lainnya.
Berdasarkan
macam jasa yang mereka tawarkan tersebut, agen pelengkap dapat digolongkan ke
dalam:
a.
Agen yang membantu
dibidang keuangan, seperti bank
b.
Agen yang membantu
dalam mengambil keputusan, seperti ; biro iklan,lembaga penelitian, dokter dan
sebagainya.
c.
Agen yang membantu
dalam mpenyediaan informasi, seperti: televise, surat kabar, radio dan
sebagainya.
D.
Beberapa Alternative Distribusi
Banyak sekali cara yang dapat digunakan untuk mendistribusikan barang
dan jasa kepada pembeli. Sebuah perusahaan mendistribusikan barangnya secara
langsung pada konsumen meskipun jumlahnya cukup besar; sedangkan perusahaan
lain mendistribusikan produknya lewat perantara. Dari cara-cara distribusi yang ada, tidak satupun
memuaskan perusahaan. Dalam hal ini banyak perusahaan yang menggundistrakan
beberapa kombinasi saluran distribusi untuk mencapai segmen pasar yang berbeda.
Beberapa
alterntif distribusi didasarkan pada jenis barang dan segmen
pasarnya, yaitu:
1.
Barang konsumsi,
ditujukan untuk segmen pasar konsumen.
2.
Barang industri,
ditujukan untuk segmen pasar industri.
Kedua
macam barang tersebut memerlukan saluran distribusi yang berbeda karena segmen pasar
yang dituju juga berbeda. Namun demikian dapat juga dipakai satu macam saluran
untuk kedua jenis produk tersebut. Hal
ini dimungkinkan karena satu jenis
barang dapat digolongkan kedalam barang konsumsi maupun industri.
Sebagai
contoh ; tekstil, dapat digunakan oleh perusahaan konveksi kecil sebagai bahan
bakunya (termasuk barang indrusti), tetapi juga dapat dibeli oleh konsumen
rumah tangga (termasuk barang konsumsi) untuk keperluan sendiri. Untuk
mencapai/menuju ke segmen pasar industri dan segmen pasar konsumen, produsen
tekstil dapat memakai saluran distribusi yang sama, yaitu melalui pedagang
besar dan pengecer.
1.
Saluran distribusi
barang konsumsi
Ada
beberapa alternative saluran yang dapat dipakai. Biasanya, alternative saluran
tersebut didasarkan pada golongan barang konsumsi dan barang industri.
Dalam
penyaluran barang konsumsi yang ditujukan untuk pasar konsumen, terdapat lima
macam saluran. Pada setiap saluran, prodsen mempunyai alternative yang sama
untuk menggunakan kantor dan cabang penjualan. Selanjutnya, produsen juga dapat
menggunakan lebih dari satu pedagang besar.
Adapun
macam-macam saluran distribusi barang konsumsi adalah:
1.
Produsen – konsumen
Bentuk saluran
distribusi yang paling pendek dan paling sederhana adalah saluran dari produsen
ke konsumen, tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang yang
dihasilkannya melalui pos atau langsung mendatangi rumah konsumen (dari rumah
kerumah). Oleh karena itu saluran ini disebut sebagai saluran distribusi.
2.
Produsen - pengecer - konsumen
Seperti hanya dengan
jenis saluran yang pertama (produsen-konsumen), saluran ini juga disebut
sebagai saluran distribusi langsung. Di sini, pengecer besar langsung malakukan
pembelian pada produsen. Ada pula beberapa produsen yang mendirikan toko pengecer
sehingga dapat secara langsung melayani konsumen. Namun alternative yang
terakhir ini tidak umum dipakai.
3.
Produsen - pedagang
besar - pengecer - konsumen
Saluran distribusi
semacam ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan sebagai saluran distribusi
tradisional. Disini, produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar
kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh
pengecer dilayani oleh pedagang besar.
4.
Produsen – agen -
pengecer - konsumen
Disini, produsen memilih
agen (agen penjualan atau agen pabrik) sebagai penyalurnya. Ia menjalankan
kegiatan pedagang besar dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya
terutama ditujukan kepada para pengecer besar.
5.
Produsen - agen -
pedagang besar - pengecer - konsumen
Dalam saluran
distribusi, produsen sering menggunakan agen sebagai perentara untuk
menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada
toko-roko kecil. Agen yang terlihat dalam saluran distribusi ini terutama agen
penjualan.
2.
Saluran distribusi
barang industri
Karena
karakteristik yang ada pada barang industry berbeda dengan barang konsumsi,
maka saluran distribusi yang dipakainya juga agak berbeda. Seperti halnya pada
saluran distribusi barang konsumsi, saluran distribusi untuk barang industry
juga mempunyai kemungkinan/kesempatan yang sama bagi produsen untuk menggunakan
kantor dan cabang penjualan. Kantor dan cabang ini dipakai untuk mencapai
lembaga distribusi berikutnya.
Ada
empat macam saluran distribusi tersebut adalah :
1.
Produsen – pemakai
industri
Saluran
distribusi dari produsen kepemakai industry ini merupakan saluran yang paling
pendek, dan disebut sebagai saluran distribusi langsung. Biasanya saluran
distribusi langsung ini dipakai oleh produsen bilamana transaksi penjualan
kepada pemakai industry relative cukup besar. Saluran distribusi semacam ini
cocok untuk barang-barang industry seperti : lokomotif, kapal, pesawat terbang,
dan sebagainya (yang tergolong jenis instalasi).
2.
Produsen - distributor
industry – pemakai industry
Produsen
barang-barang jenis perlengkapan operasi dan accessory equipment dapat
menggunakan distributor industry untuk mencapai pasarnya. Produsen lain yang
dapat menggunakan distributor industry sebagau penyalurnya, antara lain :
produsen bahan bangunan, produsen alat-alat untuk pembangunan, produsen alat
pendingin udara (AC) dan sebagainya.
3.
Produsen - agen –
pemakai industry
Biasanya
distribusi semacam ini dipakai oleh produsen yang memiliki departemen
pemasaran. Juga perusahaan yang ingin memperkenalkan barang baru atau ingin
memasuki daerah pemasaran baru, lebih suka menggunakan agen.
4.
Produsen – agen –
distributor industry – pemakai industry
Saluran
distribusi ini dapat digunakan oleh perusahaan dengan pertimbangan antara lain
bahwa unti penjualannya terlalu kecil untuk dijual secara langsung. Selain itu, factor penyimapanan pada saluran perlu
dipertimbangkan pula. Dalam hal ini agen penunjang seperti agen penyimpanan
sanat penting peranannya.
E.
Factor-faktor
yang mempengaruhi pemilihan saluran
Produsen harus
memperhatikan berbagai macam faktor yang sangat berpengaruh dalam pemilihan
saluran dstribusi. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1.
Petimbangan pasar
Karena saluran distribusi sangan dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen,
maka keadaan pasar ini merupakan faktor penentu dalam pemilihan saluran. Beberapa
faktor pasar yang harus diperhatikan adalah :
a.
Konsumen atau pasar
industri
Apabila pasarnya
berupa industri, maka pengecer jarang atau bahkan tidak pernah digunakan dalam
saluran ini. Jika pasarnya
berupa konsumen dan pasar industry, perusahaan akan menggunakan labih dari satu
saluran.
b.
Jumlah pembali
potensial
Jika jumlah
konsumen relative kecil dalam pasarnya, maka perusahaan dapat mengadakan
penjualan secara langsung kepada sipemakai
c.
Konsentrasi pasar
secara geografis
Secara geografis
pasar dapat dibagi kedalam beberapa konsentrasi seperti industry tekstil,
industri kertas, dan sebagainya. Untuk daerah konsentrasi yang mempunyai
tingkat kepadatan yang tinggi maka perusahaan dapat menggunakan distributor
industri.
d.
Jumlah pesanan
Volume penjualan dari sebuah perusahaan akan sangat berpengaruh terhapa
saluran yang dipakainya. Jika volume yang dibali oleh pemakai industri tidak
bagiitu besar atau relative kecil, maka perusahaan dapat menggunakan indstri
(untuk barang-barang jenis perlengkapan operasi).
e.
Kebiasaan dalam
pembelian
Kebiasaan
membeli dari konsumen akhir dan pemakai industri sangat bepengaruh pula
terhadap kebijaksanaan dalam penyaluran. Termasuk dalam kebiasaan membeli ini
antara lain :
-
Kemauan untuk
membelanjakan uangnya.
-
Tertariknya pada
pembelian dengan kredit.
- Lebih senang melakukan pembelian yang tidak berkali-kali.
-
Tertariknya pada
pelayanan panjualan.
2. Pertimbangan barang
Beberapa faktor
yang harus dipertimbangkan dari segi barang ini antara lain :
a.
Nilai unit,
Jika nilai unit
dari barang yang dijual relative rendah maka produsen cenderung menggunakan
saluran distribusi yang panjang. Tetapi sebaliknya, jika nilai unitnya relative
tinggi maka saluran distribusinya pendek atau langsung.
b.
Besar dan
berat barang
Manejemen harus
mempertimbangkan ongkos angkut dalam hubungannya dengan nilai barang
keseluruhan dimana besar dan berat barang sangat menentukan . jika ongkos
angkut terlalu besar dibandingkan dengan nilai barangnya sehingga terdapat
beban yang berat bagi perusahaan , maka sebagian beban tersebut dialihkan kepada perantara. Jadi
perantara ikut menanggung sebagian ongkos angkut.
c.
Mudah rusaknya barang
Jika barang yang dijual rusak maka perusahaan tidak perlu menggunakan perantara. Jika ingin
menggunakannya maka kharus dipilih perantara yang memiliki fasilitas
penyimpanan yang cukup baik
d.
Sifat tekhnis
Beberapa jenis
barang industri seperti instalasi
biasanay disalurkan secara langsung kepada pemakai industri. Dalam hal ini
produsen harus mempunyai penjual yang dapat
menerangkan berbagai masalah tekhnis penggunaan dan pemeliharaannya. Mereka juga harus dapat memberikan pelayanan baik
sebbelum maupun sesudah penjualan. Pekerjaan seperti ini jarang sekali atau bahkan tidak
pernah dilakukan oleh pedagang besar/grosir.
e.
Barang standard an
pesanan
Jika barang yang
dijual berupa , barang standar maka dipelihara sejumlah persediaan pada
penyalur. Demikian pula sebaliknya kalau barang yang dijual berdasarkan pesanan maka penyalur tidak perlu
memelihara persediaan.
f.
luasnya product line
jika perusahaan
hanya membuat satu macam barang saja, maka penggunaan pedagang besar sebagai
penyalur adalah baik. Tetapi, jika macam barangnya banyak maka perusahaan dapat
menjual langsung kepada pengecer .
3.
Pertimbangan Perusahaan
Pada
segi perusahaan , beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah:
a. Sumber
pembelanjaan
Penggunaan salauran distribusi langsung
atau pendek biasanya memerlukan jumlah dana yang lebih besar. Oleh karena itu,
saluran distribusi pendek ini kebanyakan hanya dilakukanoleh perusahaan yang
kuat dibidang keuangannya. Perusahaan yang tidak kuat kondisi keuangannya akan
cenderung menggunakan saluran distribusi lebih panjang.
b. Pengalaman
dan kemampuan manjemen
Biasanya,
perusahaan yang menjual barang baru, atau ingin memasuki pasaran baru, lebih
suka menggunakan perantara. Hal ini disebabkan karena umumnya para perantara
sudah mempunyai pengalaman, sehingga majemen dapat mengambil pelajaran dari
mereka.
c. Pengalaman
saluran
Faktor pengawasan
saluran kadang-kadang menjadi pusat perhatian produsen dalam kebijaksanaan
saluran distribusinya. Pengawasan akan lebih mudah dilakukan bilamana saluran
idstribusinya pendek. Jadi perusahaan yang ingin mengawasi penyaluran barangnya
cenderung memilih saluran yang pendek walaupun ongkosnya tinggi.
d.
Pelayanan
yang diberikan oleh penjual.
Jika produsen mau
memberikan pelayanan yang lebih baik seperti membangun etalase, mencarikan
pembeli untuk perantara, maka akan banyak perantara yang bersediamenjadi
penyalurnya.
4.
Pertimbangan perantara
Pada segi perantara, beberapa faktor
yang perlu dipertimbangkan adalah:
a.
Pelayanan
yang diberikan oleh perantara.
Jika perantara mau
memberikan pelayanan yang lebih baik, misalnya dengan menyediakan
fasilitas\penyimpanan, maka produsen akan bersedia menggunakan sebagai
penyalur.
b. Kegunaan
perantara
Perantara akan digunakan sebagai
penyalur apabila ia dapat membawa produsen dalam persaingan, dan selalu mempunyai
inisiatf untuk memberikan usul tentang barang baru.
c.
Sikap
perantara terhadap kebijakan produsen.
Kalau perantara
bersedia menerima resiko yang dibebankan oleh produsen, misalnya resiko
turunnya harga, maka perodusen dapat memilihnya sebagai penyalur. Hal
ini dapat memperingan tanggung jawab
produsen dalam menghadapi berbagai resiko.
d. Volume
penjualan
Dalam hal ini, produsen cenderung
memilih perantara yang dapat menawarkan barangnya dalam volume yang besar untuk
jangka waktu yang lama.
e. Ongkos
Jika ongkos dalam penyaluran barang
dapat lebih ringan dengan digunakannya perantara, maka hal ini dapat
dilaksanakan terus.
F.
Menentukan
Banyaknya Penyalur
Setelah menentukan saluran distribusi yang dipakai, perusahaan/produsen
perlu menentukan jumlah perantara untuk ditempatkan sebagai pedagang besar atau
pengecer. Dalam hal ini produsen mempunyai tiga alternative piliha yaitu:
1.
Distribusi Intensif
Distribusi intensif ini
dapat dilakukan oleh produsen yang menjual barang konvinience. Perusahaan
berusaha menggunkan penyalur, terutama pengecer sebanyak-banyaknya untuk
mendekati dan mencapai konsumen. Semua
ini dimaksudkan untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan konsumen. Makin cepat
konsumen terpenuhi kebutuhannya, mereka makin merasakan adanya kepuasan. Sedangkan
untuk jenis operating supplies atau barang standar lainnya, seperti obeng,
minyak pelumas dan sebagainya.
2.
Distribusi selektif
Perusahaan yang
menggunakan distribusi selektif ini berusaha memilih suatu jumlah pedagang
besar dan/atau pengecer yang terbatas
dalam suatu daerah geografis. Biasanya saluran ini dipakai untuk
memasarkan produk baru, barang shopping atau barang special dan barang industri
jenis accessory equipment. Perusahaan dapat beralih ke distribusi selektif apabila hal ini
menguntungkan dari pada distribusi intensif, sehingga jumlah pengecer yang
digunakan akan lebih terbatas. Penggunaan saluran distribusi selektif ini
dimaksudkan untuk meniadakan penyalur yang tidak menguntungkan dan meningkatkan
volume penjualan dengan jumlah transaksi lebih terbatas.
3.
Distribusi eksklusif
Distribusi eksklusif
ini dilakukan oleh perusahaan dengan hanya menggunakan satu pedagang atau
pengecer dalam daerah pasar tertentu. Jadi produsen/penyedia hanya menjual
produknya kepada satu pedagang besar atau satu pengecer saja. Dengan hanya satu
penyalur, produsen akan lebih mudah dalam melakukan pengawasan, terutama
pengawasan pada tingkat harga eceran maupun pada usaha kerjasama dengan
penyalur dalam periklanan. Penyalur sendiri juga memiliki keuntungan karena banyak
pembeli yang membeli kepadanya. Pada umumnya, distribusi eksklusif ini banyak
dipakai:
a.
Untuk barang-barang
special
b.
Apabila penyalur
besedia membuat persediaan dalam jumlah besar sehingga pembeli lebih leluasa
dalam memilih produk yang akan dibelinya.
c.
Apabila produk yang
dijual memerlukan service sesdah penjualan (pemasangan, reparasi dan
sebagainya), misalnya alat pendingin udara (AC), almari es, mesin pertanian,
alat-alat konstruksi dan sebagainya.
Promosi
A. Pengertian Promosi
Dewasa ini persaingan usaha sangat ketat.
hal ini terjadi karena banyaknya
perusahaan yang didirikan, produksi berlimpah
dari berbagai perusahaan, serta jenis barang yang beraneka ragam.
Masing-masing perusahaan saling berlomba agar produknya diminati konsumen.sementara konsumen sekarang mulai selektif dalam melakukan
pembelian, yaitu mereka membeli produk yang benar-benar dibutuhkan dan bukan
sekedar diinginkan.untuk itu diperlukan suatu uasaha perusahaan yang berupa
pengenal produk kepada konsumen, sehingga konsumen mau mengakui manfaat atau
kegunaan dari produk yang ditawarkan, yaitu melalui kegiatan promosi.
Promosi
merupakan salah satu variable didalam marketing mix yang sangat penting
dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk atau jasanya. Istilah
promosi diartikan sebagai berikut:
-
Promosi adalah arus
informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau
organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran
-
Promosi
adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong
permintaan.
-
Promosi
adalah kegiatan dalam pemasaran yang dilakukan dengan cara memperkenalkan
barang kepda masyarakat dan bertujuan untuk meningkatkan penjualan
Dari pengertian tersebut jelas bahwa kegiatan promosi
sangat luas dan dengan promosi diharapkan perusahaan akan dapat meningkatkan
penjualan yang berari meningkatkan pula keuntungan.
A. Tujuan Promosi
Rossiter dan Percy (dalam Tjiptono,
2002:222) mengklasifikasikan tujuan promosi sebagai berikut:
1.
Menumbuhkan
persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (category need).
2.
Memperkenalkan
dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada konsumen (brand awareness).
3.
Mendorong
pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude).
4.
Membujuk
pelanggan untuk membeli suatu produk (brand purchase intention).
5.
Mengimbangi
kelemahan unsur bauran pemasaran lain (purchase facilitation).
6.
Menanamkan
citra produk dan perusahaan (positioning)
B.
Fungsi
Promosi
Menurut
Terence A. Shimp (2000:7) Promosi memiliki lima fungsi yang sangat penting bagi
suatu perusahaan/lembaga. Kelima fungsi tersebut dijabarkan sebagai berikut:
i.Informing (Memberikan Informasi)
Promosi
membuat konsumen sadar akan produk-produk baru, mendidik mereka tentang
berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra sebuah
perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa. Promosi menampilkan peran
informasi bernilai lainnya, baik untuk merek yang diiklankan maupun
konsumennya, dengan mengajarkan manfaat-manfaat baru dari merek yang telah ada.
ii.Persuading (Membujuk)
Media
promosi atau iklan yang baik akan mampu mempersuasi pelanggan untuk mencoba
produk dan jasa yang ditawarkan. Terkadang persuasi berbentuk mempengaruhi
permintaan primer, yakni menciptakan permintaan bagi keseluruhan kategori
produk. Lebih sering, promosi berupaya untuk membangun permintaan sekunder,
permintaan bagi merek perusahaan yang spesifik.
iii.Reminding (Mengingatkan)
Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam
ingatan para konsumen. Saat kebutuhan muncul, yang berhubungan dengan produk
dan jasa yang diiklankan, dampak promosi di masa lalu memungkinkan merek
pengiklan hadir di benak konsumen. Periklanan lebih jauh didemonstrasikan untuk
mempengaruhi pengalihan merek dengan mengingatkan para konsumen yang
akhir-akhir ini belum membeli merek yang tersedia dan mengandung
atribut-atribut yang menguntungkan.
iv.Adding Value (Menambah nilai)
Terdapat
tiga cara mendasar dimana perusahaan bisa memberi nilai tambah bagi
penawaran-penawaran mereka, inovasi, penyempurnaan kualitas, atau mengubah
persepsi konsumen. Ketiga komponen nilai tambah tersebut benar-benar
independen. Promosi yang efektif menyebabkan merek dipandang lebih elegan,
lebih bergaya, lebih bergengsi, dan bisa lebih unggul dari tawaran pesaing.
v.Assisting (Mendampingi upaya-upaya lain dari
perusahaan)
Periklanan merupakan salah satu alat promosi. Promosi
membantu perwakilan penjualan. Iklan
mengawasi proses penjualan produk-produk perusahaan dan memberikan pendahuluan
yang bernilai bagi wiraniaga sebelum melakukan kontak personal dengan para
pelanggan yang prospektif. Upaya, waktu, dan biaya periklanan dapat dihemat
karena lebih sedikit waktu yang diperlukan untuk memberi informasi kepada
prospek tentang keistimewaan dan keunggulan produk jasa. Terlebih lagi, iklan melegitimasi
atau membuat
C. Bauran Promosi
Bauran
promosi ( Promotion Mix) adalah promosi
yang dilakukan dengan membaurkan empat
alat penting dalam promosi yaitu:
1.
Advertensi
2.
Personal selling
3.
Sales promotion
4.
Publicity
Advertensi
(periklanan)
Advertensi
adalah bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide, barang dan jasa
yang dibayar oleh sponsor tertentu.
Komunikasi yang dilakukan oleh sponsor bersifat massal
karena menggunakan media massa seperti radio, televisi, surat kabar, majalah.
Advertensi yang berhasil sebenarnya bukan hanya mampu meningkatkan omzet
penjualan, tetapi juga mampu memberikan keuntungan. Sejalan dengan tujuan dan keuntungan dari advertensi maka fungsi advertensi
adalah:
1.
Sebagai alat informasi
di dalam memperkenalkan produk baru
2. Membantu
memperluas pasar (ekspansi)
3. Meningkatkan
penjualan produk
4. Menunjang
program personal selling
5.
Meningkatkan efisiensi
kerja
Berdasarkan macam media yang digunakan untuk
menginformasikan kepada calon pembeli, maka advertensi dibedakan menjadi :
b.
Advertensi cetak (print
advertising) , yaitu berupa iklan pada surat kabar atau majalah
c.
Advertensi
elektronik(electronic advertising) , yaitu berupa iklan melalui siaran radio
dan televisi
d. Transit
advertising, yaitu berupa bulletin, poster, stiker dan lain-lain
e.
Kiriman langsung
(direct mail) , yaitu barang cetakan yang dikirim langsung dengan pos kepada
calon pembeli.
f.
Advertensi khusus
(speciality advertising), yaitusegala macam barang, berupa hadiah atau
pemberian Cuma-Cuma
g. Advertensi
luar rumah( outdoor advertising), yaitu berupa papan reklame atau poster.
Berdasarkan
sifatnya advertensi dapat dibedakan atas:
a. Presentasi
public (public presentation) adalah advertensi yang ditujukan untuk umum,
sehingga penyajiannya juga harus bersifat umum
b.
Penembusan (Pervasiveness),
adalah advertensi yang dilakukan berulang-ulang, sehingga pesan yang
diinformasikan dapat meresap konsumen.
c.
Mengandung arti yang
luas (amplified expressiveness) adalah advertensi yang memberikan kesempatan
untuk menampilkan perusahaan dengan hasil produknya.
d. Tidak
pribadi (impersonality), adalah advertensi yang hanya dapat menjalankan
komunikasi searah dengan konsumen.
Untuk penyajian advertensi, setiap perusahaan perlu
memperhatikan persyaratan diantaranya adalah:
-
Harus dapat menimbulkan
perhatian konsumen
-
Harus dapat menarik
konsumen
-
Harus
dapat menimbulkan keinginan konsumen.
Agar penyusunan advertensi lebih efektif dan efisien,
sebaiknya perusahaan memperhatikan langkah-langkah dalam penyusunan advertensi
diantaranya :
-
Tetapkan maksud dan tujuan
-
Tentukan
siapa yang akan menggunakan produk yang diiklankan
-
Tentukan
tempat, jumlah dan kebiasaan konsumen yang dituju.
-
Persiapkan kata-kata
dan bahasa,gambar,layout dan penyajian advertensi
-
Pilih media yang akan
digunakan
-
Siapkan
tenaga ahli yang akan menyusun advetensi
-
Sediakan biaya yang
diperlukan
-
Lakukan
pengawasan dan pengendalian pelaksanaan advertensi.
Personal Selling
Personal selling adalah penyajian barang secara lisan dan
bertatap muka kepada satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan agar barang
yang ditawarkan dapat terjual. Dengan bertatap muka, diharapkan bisa
menimbulkan komunikasi timbal balik untuk membina hubungan yang baik antara
produsen dengan konsumen.
Personal
selling sangat dibutuhkan oleh perusahan dalam usahanya:
1) Menciptakan
kepercayaan
Kontak
pribadi antara pembeli dan penjual dapat menimbulkan kepercayaan pembeli
terhadap barang yang ditawarkan
2) Peragaan
Personal selling sangat diperlukan untuk
memperagakan jenis barang yang belum dikenal konsumen.
3) Pembelian
sifatnya sekali-sekali
Mengatasi
penjualan terhadap produk yang hanya sekali-sekali saja dibeli oleh konsumen
4) Produk
yang mempunyai nilai per unit sangat tinggi
Personal
sellig dapat memasarkan barang yang bernilai tinggi, seperti mobil, kamera, dan
sebagainya.
5) Produk
yang didesain sesuai dengn kebutuhan
Personal selling dapat menjualkan
jenis-jenis barang yang bentuk warna maupun ukuran disesuaikan, dengan
permintaan konsumen, seperti tas, pakaian, dan sebagainya
Adapun
yang menjadi ciri-ciri dari kegiatan personal selling adalah sebagai berikut.
1) Hubungan
akrab
Penjual
harus menggunakan keahliannya untuk meperoleh rasa simpati dari pembeli,
misalnya memuji para pembeli, sehingga akan terbentuk hubungan yang akrab
dengan pembeli
2) Hubungan
langsung
Hubungan
langsung akan menyebabkan adanya kebutuhan saling mengamati sifat penjual
dengan pembeli dan mengadakan penyesuaian secara langsung.
3) Adanya
tanggapan
Personal
selling membuat para pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan
penjual, memberi reaksi dan tanggapan, walaupun reaksi tersebut hanya merupakan
suatu persyaratn ucapan terima kasih.
Sales
Promotion
Merupakan
segala kegiatan pemasaran, selain personal selling, advertensi dan publicity
untuk merangsang pembelian barang perusahaan.
Promosi
penjualan lebih fleksibel karena dapat dilakukan setiap saat dengan biaya yang
tersedia. Promosi penjualan ini bersifat jangka pendek dan tidak dilakukan
secara berulang serta tidak rutin, dengan tujuan untuk mendorong lebih kuat dan
mempercepat respon pasar yang ditargetkan.
Ada
beberapa alat yang biasa digunakan untuk sales promotion. Dalam mempergunakan alat-alat tersebut harus
dipertimbangkan jenis pasar, sasaran yang dituju, keadaan pesaing dan biaya.
Alat-
alat dalam sales promotion itu antara lain sebagai berikut:
1.
Sampel /contoh, yaitu
diberikan produk contoh secara gratis kepada konsumen, dengan harapan mereka
menyukainya sehingga melakukan pembelian ulang.
2.
Kupon / voucher yaitu
memberikan sertifikat hak potongan kepada pemegangnya sehingga dapat menghemat
pembelian produk tertentu.
3.
Premi, yaitu barang
yang ditawarkan dengan harga yang sangat rendah atau bahkan gratis, sehingga
suatu intensif bila orang membeli produk tersebut.
4. Paket
harga, yaitu produk yang memuat harga yang lebih rendah dari pada harga biasa.
5.
Promosi dagang (trade
promotion) yaitu penawaran potongan harga pada setiap pembelian selama jangka
waktu tertentu.
6. Pemajangan
di tempat penjualan
7. Undian
misalnya konsumen diajak mengumpulkan label yang memuat nama produk/ perusahaan untuk kemudian diundi
dan mendapatkan hadiah.
Publicity
Publicity
adalah upaya pengaturan ruang editorial agar terpisah dari ruangan lainnya di semua media yang dapat dibaca,
dilihat atau didengar oleh konsumen atau
calon konsumen suatu produksi perusahaan untuk mencapai tujuan penjualan.
Publicity
merupakan bentuk hubungan kemasyarakatan sehingga sering disebut public relation. Alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan publicity
adalah sebagai berikut:
1. Jumpa
pres (press relation)
Pertemuan
antara wartawan dengan produsen untuk memberikan informasi untuk di muat dalam media masa agar menarik
perhatian masayarakat terhadap produk dan jasa.
2. Publisitas
produk (product publicity)
Usaha untuk mempublikasi produk
khusus.
3. Komunikasi
perusahaan
Komunikasi intern dan ekstrn dalam upaya menciptakan rasa
saling pengertian diantara perusahaan.
Adapun
tujuan publicity adalah :
2.
Meyakinkan
para konsumen tentang suatu produk atau perusahaan
3.
Meningkatkan
citra produk dan perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar