Minggu, 06 Agustus 2017

PELABELAN BARANG

Melakukan Pelabelan Barang


A.
Tujuan

Tujuan kegiatan belajar 5 ini, peserta diklat mampu melakukan pelabelan barang secara benar
B.
Indikator Pencapaian Kompetensi

1.    Peserta diklat mampu mengemukakan sejumlah unsur-unsur pelabelan yang terdapat pada sebuah produk, baik secara lisan maupun tulisa
2.    Peserta diklat mampu membedakan jenis-jenis label pada produk sesuai dengan tujuan
C.
Uraian materi
1.    Pengertian label
Label adalah sejumlah keterangan pada kemasan produk. Secara umum, label minimal harus berisi nama atau merek produk, bahan baku, bahan tambahan komposisi, informasi gizi, tanggal kedaluwarsa, isi produk, dan keterangan legalitas.
Adapun label sebagai sejumlah keterangan yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui apakah produk mengandung unsur-unsur yang diharamkan atau membahayakan bagi kesehatan adalah sebagai berikut:
1) Keterangan Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang tidak digunakan sebagai bahan utama yang ditambahkan dalam proses teknologi produksi. Kebanyakan produsen tidak merinci jenis bahan-bahan tambahan yang digunakan. Biasanya digunakan istilah-istilah umum kelompok seperti stabilizer
(jenis bahan seperti bubuk pati dan dextrin dan lainya yang dapat menstabilkan dan mengentalkan makanan dengan suhu kelembaban yang lebih tinggi), pewarna, flavor, enzim (senyawa protein yang digunakan untuk hydrolysis atau sintetis bahan-bahan organik yang digunakan untuk bahan makanan), antoi foaming, gelling agent, atau hanya menyantumkan kode Internasional E untuk bahan tambahan.
2) Komposisi dan Nilai Gizi
Label yang menunjukan secara umum informasi gizi yang diberikan adalah kadar air, kadar protein, kadar lemak, vitamin dan mineral.
3) Batas Kadaluwarsa
Sebuah produk harus dilengkapi dengan tanggal kedaluwarsa yang menyatakan umur pemkaian dan kelayakan pemakaian atau penggunaan produk. Menurut PP No. 69 tahun 1999 tentang Label dan
Iklan Pangan Pasal 27, “Baik digunakan sebelum tanggal sesuai dengan jenis dan daya tahan produk yang bersangkutan.” “Dalam hal produk pangan yang kedaluwarsa lebih dari tiga bulan dibolehkan hanya mencantumkan bulan dan tahun kedaluwarsa saja”.
4) Keterangan Legalitas
Keterangan legalitas memberikan informasi bahwa produk telah terdaftar dibadan pengawasan obat dan makanan (Badan POM ), berupa kode nomor registrasi. Kode MD dan SP adalah untuk makanan lokal dan ML untuk makanan impor. Namun masih banyak produk yang berlabel halal, akan tetapi tidak terdaftar sebagai produk yang telah disertifikasi halal, hal ini khususnya produk yang berkode SP atau tidak berkode sama sekali.

2.   Fungsi Label
       Merupakan salah satu bentuk perlindungan pemerintah kepada para konsumen yang berupa pelaksanaan tertib suatu undang-undang bahan makanan dan minuman atau obat. Dalam hal ini pemerintah mewajibkan produsen untuk melekatkan labe/etiket pada hasil produksinya sesuai dengan peraturan yang tercantum dalam undang-undang bahan makan.
       Dengan melekatkan label sesuai dengan peraturan berarti produsen memberikan keterangan yang diperlakukan oleh para konsumen agar dapat memilih membeli serta meneliti secara bijaksana
       Merupakan jaminan bahwa barang yang telah dipilih tidak berbahaya bia digunakan ,untuk megatasi hal ini maka para konsumen membiasakan diri untuk membaca label terlebih dahulu sebelum membelinya
       Bagi produsen label dipergunakan untuk alat promosi dn perkenalan terhadap barang tersebut.

3.   Pengertian Label Secara Umum
Label adalah data identifikasi dari suatu produk yang tercetak komplit dan jelas sebagai informasi kepada konsumen, khususnya tentang :
1.    Spesifikasi produk yang sebenarnya,
2.    Peraturan perundangan,
3.    Penjelasan lain yang berkaitan dengan produk tersebut.
 
Gambar 7. contoh label merek produk

Label yang didesain dengan baik dan menarik, meliputi : gambar-gambar, warna, pemilihan jenis huruf, dan simbol penandaan lainnya dapat mengundang konsumen atau pembeli untuk membaca dan mengamati sehingga tertarik untuk membeli. Walaupun pada akhirnya ada konsumen yang tidak jadi membeli, minimal mereka sudah membaca dan mengamati karena tertarik dengan label di kemasan produk tersebut.
Salah satu kepuasan konsumen adalah bila dapat mengetahui informasi secara menyeluruh  isi kemasan suatu produk yang tercermin dari labelnya. Produk yang baik dan berkualitas belum tentu laku di pasaran, sebaliknya produk yang kurang baik malah bisa laku keras di pasaran. Salah satu faktor penyebabnya adalah pengaruh desain label. Label digunakan pada berbagai kemasan produk keperluan sehari – hari, seperti:
Makanan: beras, sayuran, buah, sup, roti, tepung, gula,  mie, daging, garam, merica, minyak, makanan beku dll.

                               Beras                              
Gambar 8. contoh label merek produk  beras
4.   Metode Cetak Label
Pencetakan label dilakukan dengan menggunakan beberapa metode/teknik cetak, yaitu :
ü  Flexography, Cetak Flexography atau biasa disingkat Flexo saja adalah suatu teknik cetak yang menggunakan acuan cetak berupa pelat yang terbuat dari karet, photopolymer atau bahan flexible lainnya  See more at:
http://kartonmedia.blogspot.co.id/2013/02/teknikcetakflexography.html#sthash.kwPhieK Z.dpuf
ü  Letterpress, pengertian letterpress adalah bentuk percetakan dimana permukaan tintaa dari huruf atau plat ditekankan pada kertas. Proses pencetakan letterpress terdiri dari beberapa tahap: komposisi, pemaksaan dan kunci-up, dan pencetakan. Dalam sebuah toko kecil, semua akan terjadi dalam satu ruangan, sedangkan pada tanaman pencetakan yang lebih besar, seperti dengan koran perkotaan dan majalah, masing-masing bisa membentuk sebuah departemen yang berbeda dengan kamar sendiri, atau bahkan lantai.
ü  Offset (Lithography), 
Rotogravure. Rotogravure adalah salah satu teknologi dalam dunia percetakan. Rotogravure sendiri dalam dunia grafika berarti "cetak dalam" atau dalam bahasa awam adalah teknologi cetak yang biasa digunakan untuk mencetak media yang terbuat dari bahan yang fleksibel, misalnya berbagai jenis plastik, alumunium, kertas, serta PVC. Bahan yang akan dicetak adalah dalam bentuk rol atau gulungan
5.    Beberapa Jenis Label
Industri Label di Indonesia terus berkembang dan meningkat meskipun belum mencapai  puncaknya. Industri Label di Indonesia masih dikuasai oleh beberapa jenis label, yaitu:
a.    Label jenis pertama adalah Wet Label.
Seperti kecap, bir/wine, dll. Label jenis ini harganya tergolong paling Label kertas yang dicetak dengan mesin  offset lalu diberi lem dan ditempel di kemasan botol murah karena industri kertas merupakan salah satu industri besar di Indonesia, sehingga label jenis ini dapat dibuat dengan bahan  kertas produksi dalam negeri.
b.    Label jenis kedua adalah Wrap Around Label.
Mulai berkembang di Indonesia sekitar 20 tahun yang lalu dan hingga saat ini masih digunakan. Diproduksi dengan proses Rotogravure yang menggunakan tinta solvent. Sedangkan di beberapa negara maju telah diproduksi dengan menggunakan Flexo dengan Water Based. Wrap Around Label biasanya digunakan untuk kemasan air mineral, soda, dan juice.
c.    Label jenis ketiga adalah Pressure Sensitive Label.
Baru mulai berkembang di akhir tahun 1990-an. Karena berkaitan dengan semakin pentingnya peranan Label sebagai Marketing Tool (“eye catching” produk pada saat dipajang di etalase di supermarket), maka PS (Pressure Sensitive) Label Film berkembang lebih pesat dibandingkan dengan PS Label dari kertas.

6.   Shrink Sleeve Labels
Penggunaan Shrink Sleeves Label baru berkembang pada akhir tahun 1995.
Label yang sedang trend ini mempunyai beberapa keunggulan, antara lain :
1.    Full body decoration,
2.    Self impact,
3.    Innovative forms and shapes,
4.    Difficult pack combinations
7.   Pemilihan Software Desain yang Tepat
Saat ini, banyak sekali software desain yang dapat Anda gunakan untuk membuat design label produk, diantaranya adalah Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, Adobe Indesign, CorelDraw, PagePlus, Xara Designer Pro, Microsoft Publisher, GIMP, InkSpace, Microsoft Publisher, dan masih banyak lagi yang lainnya.
8.   Pemilihan Warna
Pemilihan warna menjadi hal yang penting dalam proses pembuatan design label sebuah produk. Karena, kesalahan pemilihan warna akan membuat produk Anda “tenggelam” diantaranya banyaknya pesaing. Jika Anda merasa perlu, lakukan riset terhadap label produk para kompetitor sebelum Anda menentukan warna untuk label Anda. Meski tidak selalu menjadi warna pilihan terbaik, namun pemilihan warna kuning dan merah seringkali menjadi prioritas, karena kedua warna ini dianggap sebagai warna yang “mendesak” konsumen untuk membeli.
9.   Warna Spot vs Warna Proses
Pemilihan menggunakan warna spot atau warna poses, biasanya terkait dengan proses pencentakan dan berimbas pada harga. Sebelum anda memilih untuk menggunakan warna spot atau warna proses, sebaiknya anda ketahui terlebih dahulu perbedaan dari kedua jenis warna tersebut.
Warna spot yang dikenal juga dengan sebutan warna spesial adalah warna tunggal dan solid. Anda dapat menggunakan warna spot, apabila anda menginginkan warna-warna yang lebih terang dan tidak dapat dihasilkan oleh warna proses.Warna spot biasa digunakan sebagai “Brand Colour” dan keamanan produk.
10. Jenis Huruf
Pemilihan jenis huruf juga tidak kalah pentingnya dari pemilihan warna. Anda bebas berkreasi dengan menggunakan ribuan jenis huruf, namun Anda harus tetap mempertimbangkan keterkaitan jenis huruf dengan bidang usaha yang Anda miliki. Misalkan saja, jika anda bergerak di bidang otomotif, maka anda dapat menggunakan jenis huruf yang tebal atau jenis huruf yang melambangkan ketangguhan dan tahan lama. Selain itu, anda juga harus memastikan bahwa teks tersebut mudah dibaca.
11.   Nama Produk/Perusahaan
Ini adalah porsi terpenting yang harus anda tonjolkan dan perlihatkan pada konsumen. Salah satu tujuan pembuatan label produk adalah memperkenalkan dan memperkuat branding. Pastikan bahwa label produk anda lebih terlihat oleh mata konsumen sehingga mereka dapat dengan cepat menemukan produk anda yang terpajang di rak. 
12.   Informasi Kontak
Selain desain yang menjual, penambahan informasi kontak perusahaan juga dapat memberikan hasil positif terhadap angka penjualan. Pada saat ini, dimana orang-orang semakin banyak yang memanfaatkan media social di internet, maka sebaiknya informasi kontak yang anda cantumkan pada label produk juga mencantumkan akun Facebook, Twitter, dan lain-lain. 
13.   Memilih Bahan Label
Pada dasarnya, memilih bahan untuk label produk haruslah disesuaikan dengan produk itu sendiri. Untuk produk makanan misalnya, apabila makanan tersebut berminyak, sebaiknya gunakan bahan dari plastik. Dengan demikian, minyak dari makanan tidak akan bercampur dengan tinta tulisan pada label. Sayangnya, dari sisi harga, bahan label dari plastik masih tergolong mahal.
14. Memilih Gambar/Grafis
Anda tentu masih ingat ungkapan “Sebuah gambar bermakna 1000 kata”, bukan? Nah, ungkapan ini dapat anda implementasikan pada label produk anda untuk mem-boost efek WOW. Untuk memenuhi kebutuhan gambar/grafis, anda tidak harus mengeluarkan biaya yang besar, karena di internet, cukup banyak website microstock (123RF, iStockPhoto, Dreamstime, BigStock, dan lain-lain) yang menyediakan ribuan gambar, baik foto maupun ilustrasi vector. Asyiknya lagi, Anda dapat memperoleh gambar/grafis itu dengan harga murah. Ketika anda memutuskan untuk menggunakan gambar/grafis dari website microstock tersebut, jangan lupa untuk selalu memeriksa lisensi serta pembatasan penggunaan yang menyertainya.
15.   Bleed Atau Tanpa Bleed
Istilah Bleed digunakan untuk menyatakan daerah pinggir area gambar/cetak/desain yang memiliki fungsi untuk meminimalisir ketidakakuratan proses pemotongan sekaligus menghindari hasil cetak yang tidak rapi.
16.   Bentuk dan Ukuran Label
Pada sebagian produk, penentuan bentuk dan ukuran label produk sepenuhnya tergantung pada kemasan produk yang ada. Pada tahap ini, anda dapat merancang label produk anda dengan bentuk bintang, persegi panjang, kotak, oval, lingkaran, segitiga, dan bahkan bentuk hati. Anda juga dapat merancang desain untuk label tunggal atau label dua sisi (depan dan belakang). Kelebihan dari desain dua sisi adalah keleluasaan anda dalam menonjolkan merk/brand anda di bagian depan dan meletakkan bagian teks atau penjelasan di bagian belakang. Yang pasti, apapun bentuk dan ukuran label produk anda, tetap fokuskan pada merk/brand agar dapat dengan mudah menarik perhatian konsumen.
17.   Glossy vs Matte
Ketika semua proses telah selesai kita lakukan, masih ada satu proses terakhir yang akan membuat label produk anda terlihat lebih berkualitas, yaitu proses finishing menggunakan teknik Glossy (mengkilap) atau Matte (tidak mengkilap). Tentu saja perbedaan diantara keduanya juga akan berimbas pada harga pembuatan label produk. Tapi, jika anda dapat melihat “big picture” dari produk anda di masa depan, maka memilih Glossy sebagai finishing label produk, sama halnya dengan menginvestasikan modal anda untuk sesuatu yang lebih menguntungkan nantinya.


18.   Barcode
Barcode yang berbentuk rangkaian bar hitam dan spasi putih dalam setiap kemasan atau label produk, memiliki fungsi untuk mengefisienkan pendataan jumlah belanja. Barcode merupakan bagian dari label yang memberitahu scanner elektronik mengenai informasi dari produk Anda.Untuk mendapatkan barcode, anda harus mengajukan aplikasi khusus kepada GS1, sebuah organisasi yang bertugas untuk memberikan angka unik bagi setiap produk.

http://blog.sribu.com/2014/02/10/12-tips-membuat-design-label-produk-lebih-berkualitas/ 

4 komentar: