Melakukan Pelabelan Barang
A.
|
Tujuan
|
Tujuan kegiatan belajar 5 ini, peserta diklat mampu
melakukan pelabelan barang secara benar
B.
|
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
1. Peserta
diklat mampu mengemukakan sejumlah unsur-unsur pelabelan yang terdapat pada
sebuah produk, baik secara lisan maupun tulisa
2.
Peserta diklat mampu membedakan jenis-jenis label pada
produk sesuai dengan tujuan
C.
|
Uraian
materi
|
1. Pengertian label
Label adalah sejumlah keterangan
pada kemasan produk. Secara umum, label minimal harus berisi nama atau merek
produk, bahan baku, bahan tambahan komposisi, informasi gizi, tanggal
kedaluwarsa, isi produk, dan keterangan legalitas.
Adapun label sebagai sejumlah
keterangan yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui apakah produk mengandung
unsur-unsur yang diharamkan atau membahayakan bagi kesehatan adalah sebagai
berikut:
1) Keterangan
Bahan Tambahan
Bahan tambahan
adalah bahan yang tidak digunakan sebagai bahan utama yang ditambahkan dalam
proses teknologi produksi. Kebanyakan produsen tidak merinci jenis bahan-bahan
tambahan yang digunakan. Biasanya digunakan istilah-istilah umum kelompok
seperti stabilizer
(jenis bahan seperti
bubuk pati dan dextrin dan lainya yang dapat menstabilkan dan mengentalkan
makanan dengan suhu kelembaban yang lebih tinggi), pewarna, flavor, enzim
(senyawa protein yang digunakan untuk hydrolysis atau sintetis bahan-bahan
organik yang digunakan untuk bahan makanan),
antoi foaming, gelling agent, atau hanya menyantumkan kode Internasional E
untuk bahan tambahan.
2) Komposisi
dan Nilai Gizi
Label yang menunjukan secara umum
informasi gizi yang diberikan adalah kadar air, kadar protein, kadar lemak,
vitamin dan mineral.
3) Batas
Kadaluwarsa
Sebuah produk
harus dilengkapi dengan tanggal kedaluwarsa yang menyatakan umur pemkaian dan
kelayakan pemakaian atau penggunaan produk. Menurut PP No. 69 tahun 1999
tentang Label dan
Iklan Pangan
Pasal 27, “Baik digunakan sebelum tanggal sesuai dengan jenis dan daya tahan
produk yang bersangkutan.” “Dalam hal produk pangan yang kedaluwarsa lebih dari
tiga bulan dibolehkan hanya mencantumkan bulan dan tahun kedaluwarsa saja”.
4) Keterangan
Legalitas
Keterangan
legalitas memberikan informasi bahwa produk telah terdaftar dibadan pengawasan
obat dan makanan (Badan POM ), berupa kode nomor registrasi. Kode MD dan SP
adalah untuk makanan lokal dan ML untuk makanan impor. Namun masih banyak produk
yang berlabel halal, akan tetapi tidak terdaftar sebagai produk yang telah
disertifikasi halal, hal ini khususnya produk yang berkode SP atau tidak
berkode sama sekali.
2. Fungsi Label
• Merupakan
salah satu bentuk perlindungan pemerintah kepada para konsumen yang berupa
pelaksanaan tertib suatu undang-undang bahan makanan dan minuman atau obat.
Dalam hal ini pemerintah mewajibkan produsen untuk melekatkan labe/etiket pada
hasil produksinya sesuai dengan peraturan yang tercantum dalam undang-undang
bahan makan.
•
Dengan melekatkan label sesuai dengan peraturan
berarti produsen memberikan keterangan yang diperlakukan oleh para konsumen
agar dapat memilih membeli serta meneliti secara bijaksana
• Merupakan
jaminan bahwa barang yang telah dipilih tidak berbahaya bia digunakan ,untuk
megatasi hal ini maka para konsumen membiasakan diri untuk membaca label
terlebih dahulu sebelum membelinya
• Bagi
produsen label dipergunakan untuk alat promosi dn perkenalan terhadap barang
tersebut.
3. Pengertian Label Secara Umum
Label adalah
data identifikasi dari suatu produk yang tercetak komplit dan jelas sebagai
informasi kepada konsumen, khususnya tentang :
1. Spesifikasi
produk yang sebenarnya,
2. Peraturan
perundangan,
3. Penjelasan
lain yang berkaitan dengan produk tersebut.
Gambar
7. contoh label merek produk
Label yang didesain dengan baik dan
menarik, meliputi : gambar-gambar, warna, pemilihan jenis huruf, dan simbol
penandaan lainnya dapat mengundang konsumen atau pembeli untuk membaca dan
mengamati sehingga tertarik untuk membeli. Walaupun pada akhirnya ada konsumen
yang tidak jadi membeli, minimal mereka sudah membaca dan mengamati karena
tertarik dengan label di kemasan produk tersebut.
Salah satu kepuasan konsumen adalah
bila dapat mengetahui informasi secara menyeluruh isi kemasan suatu produk yang tercermin dari
labelnya. Produk yang baik dan berkualitas belum tentu laku di pasaran,
sebaliknya produk yang kurang baik malah bisa laku keras di pasaran. Salah satu
faktor penyebabnya adalah pengaruh desain label. Label digunakan pada berbagai
kemasan produk keperluan sehari – hari, seperti:
Makanan: beras,
sayuran, buah, sup, roti, tepung, gula,
mie, daging, garam, merica, minyak, makanan beku dll.
Beras
Gambar
8. contoh label merek produk beras
4. Metode Cetak Label
Pencetakan
label dilakukan dengan menggunakan beberapa metode/teknik cetak, yaitu :
ü
Flexography,
Cetak Flexography atau biasa disingkat Flexo saja adalah suatu teknik cetak
yang menggunakan acuan cetak berupa pelat yang terbuat dari karet, photopolymer
atau bahan flexible lainnya See more at:
http://kartonmedia.blogspot.co.id/2013/02/teknikcetakflexography.html#sthash.kwPhieK
Z.dpuf
ü
Letterpress, pengertian letterpress adalah
bentuk percetakan dimana permukaan tintaa dari huruf atau plat ditekankan pada
kertas. Proses pencetakan letterpress terdiri dari beberapa tahap: komposisi,
pemaksaan dan kunci-up, dan pencetakan. Dalam sebuah toko kecil, semua akan
terjadi dalam satu ruangan, sedangkan pada tanaman pencetakan yang lebih besar,
seperti dengan koran perkotaan dan majalah, masing-masing bisa membentuk sebuah
departemen yang berbeda dengan kamar sendiri, atau bahkan lantai.
ü
Offset (Lithography),
Rotogravure. Rotogravure adalah salah satu teknologi dalam dunia percetakan.
Rotogravure sendiri dalam dunia grafika berarti "cetak dalam" atau
dalam bahasa awam adalah teknologi cetak yang biasa digunakan untuk mencetak
media yang terbuat dari bahan yang fleksibel, misalnya berbagai jenis plastik,
alumunium, kertas, serta PVC. Bahan yang akan dicetak adalah dalam bentuk rol
atau gulungan
5. Beberapa Jenis Label
Industri Label di Indonesia terus
berkembang dan meningkat meskipun belum mencapai puncaknya. Industri Label di Indonesia masih
dikuasai oleh beberapa jenis label, yaitu:
a. Label
jenis pertama adalah Wet Label.
Seperti kecap,
bir/wine, dll. Label jenis ini harganya tergolong paling Label kertas yang
dicetak dengan mesin offset lalu diberi
lem dan ditempel di kemasan botol murah karena industri kertas merupakan salah
satu industri besar di Indonesia, sehingga label jenis ini dapat dibuat dengan
bahan kertas produksi dalam negeri.
b. Label
jenis kedua adalah Wrap Around Label.
Mulai
berkembang di Indonesia sekitar 20 tahun yang lalu dan hingga saat ini masih
digunakan. Diproduksi dengan proses Rotogravure yang menggunakan tinta solvent.
Sedangkan di beberapa negara maju telah diproduksi dengan menggunakan Flexo
dengan Water Based. Wrap Around Label biasanya digunakan untuk kemasan air
mineral, soda, dan juice.
c. Label
jenis ketiga adalah Pressure Sensitive Label.
Baru mulai
berkembang di akhir tahun 1990-an. Karena berkaitan dengan semakin pentingnya
peranan Label sebagai Marketing Tool (“eye catching” produk pada saat dipajang
di etalase di supermarket), maka PS (Pressure Sensitive) Label Film berkembang
lebih pesat dibandingkan dengan PS Label dari kertas.
6. Shrink Sleeve Labels
Penggunaan Shrink Sleeves Label
baru berkembang pada akhir tahun 1995.
Label yang sedang trend ini
mempunyai beberapa keunggulan, antara lain :
1. Full
body decoration,
2.
Self impact,
3. Innovative
forms and shapes,
4.
Difficult pack combinations
7. Pemilihan Software Desain yang
Tepat
Saat ini, banyak sekali software desain yang dapat Anda gunakan
untuk membuat design label produk, diantaranya adalah Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, Adobe Indesign, CorelDraw,
PagePlus, Xara Designer Pro, Microsoft Publisher, GIMP, InkSpace, Microsoft
Publisher, dan masih banyak lagi yang lainnya.
8. Pemilihan Warna
Pemilihan warna menjadi hal yang
penting dalam proses pembuatan design label sebuah produk. Karena, kesalahan
pemilihan warna akan membuat produk Anda “tenggelam” diantaranya banyaknya
pesaing. Jika Anda merasa perlu, lakukan riset terhadap label produk para
kompetitor sebelum Anda menentukan warna untuk label Anda. Meski tidak selalu
menjadi warna pilihan terbaik, namun pemilihan warna kuning dan merah
seringkali menjadi prioritas, karena kedua warna ini dianggap sebagai warna
yang “mendesak” konsumen untuk membeli.
9. Warna Spot vs Warna Proses
Pemilihan menggunakan warna spot
atau warna poses, biasanya terkait dengan proses pencentakan dan berimbas pada
harga. Sebelum anda memilih untuk menggunakan warna spot atau warna proses,
sebaiknya anda ketahui terlebih dahulu perbedaan dari kedua jenis warna
tersebut.
Warna spot yang dikenal juga
dengan sebutan warna spesial adalah warna tunggal dan solid. Anda dapat
menggunakan warna spot, apabila anda menginginkan warna-warna yang lebih terang
dan tidak dapat dihasilkan oleh warna proses.Warna spot biasa digunakan sebagai
“Brand Colour” dan keamanan produk.
10. Jenis Huruf
Pemilihan jenis huruf juga tidak
kalah pentingnya dari pemilihan warna. Anda bebas berkreasi dengan menggunakan
ribuan jenis huruf, namun Anda harus tetap mempertimbangkan keterkaitan jenis
huruf dengan bidang usaha yang Anda miliki. Misalkan saja, jika anda bergerak
di bidang otomotif, maka anda dapat menggunakan jenis huruf yang tebal atau
jenis huruf yang melambangkan ketangguhan dan tahan lama. Selain itu, anda juga
harus memastikan bahwa teks tersebut mudah dibaca.
11. Nama Produk/Perusahaan
Ini adalah porsi terpenting yang
harus anda tonjolkan dan perlihatkan pada konsumen. Salah satu tujuan pembuatan
label produk adalah memperkenalkan dan memperkuat branding. Pastikan bahwa
label produk anda lebih terlihat oleh mata konsumen sehingga mereka dapat
dengan cepat menemukan produk anda yang terpajang di rak.
12. Informasi Kontak
Selain desain yang menjual,
penambahan informasi kontak perusahaan juga dapat memberikan hasil positif
terhadap angka penjualan. Pada saat ini, dimana orang-orang semakin banyak yang
memanfaatkan media social di internet, maka sebaiknya informasi kontak yang
anda cantumkan pada label produk juga mencantumkan akun Facebook, Twitter, dan
lain-lain.
13. Memilih Bahan Label
Pada dasarnya, memilih bahan
untuk label produk haruslah disesuaikan dengan produk itu sendiri. Untuk produk
makanan misalnya, apabila makanan tersebut berminyak, sebaiknya gunakan bahan
dari plastik. Dengan demikian, minyak dari makanan tidak akan bercampur dengan
tinta tulisan pada label. Sayangnya, dari sisi harga, bahan label dari plastik
masih tergolong mahal.
14. Memilih Gambar/Grafis
Anda tentu masih ingat ungkapan
“Sebuah gambar bermakna 1000 kata”, bukan? Nah, ungkapan ini dapat anda implementasikan
pada label produk anda untuk mem-boost
efek WOW. Untuk memenuhi kebutuhan gambar/grafis, anda tidak harus mengeluarkan
biaya yang besar, karena di internet, cukup banyak website microstock (123RF, iStockPhoto, Dreamstime, BigStock,
dan lain-lain) yang menyediakan ribuan gambar, baik foto maupun ilustrasi
vector. Asyiknya lagi, Anda dapat memperoleh gambar/grafis itu dengan harga
murah. Ketika anda memutuskan untuk menggunakan gambar/grafis dari website microstock tersebut, jangan
lupa untuk selalu memeriksa lisensi serta pembatasan penggunaan yang
menyertainya.
15. Bleed Atau Tanpa Bleed
Istilah Bleed digunakan untuk
menyatakan daerah pinggir area gambar/cetak/desain yang memiliki fungsi untuk
meminimalisir ketidakakuratan proses pemotongan sekaligus menghindari hasil
cetak yang tidak rapi.
16. Bentuk dan Ukuran Label
Pada sebagian produk, penentuan
bentuk dan ukuran label produk sepenuhnya tergantung pada kemasan produk yang
ada. Pada tahap ini, anda dapat merancang label produk anda dengan bentuk
bintang, persegi panjang, kotak, oval, lingkaran, segitiga, dan bahkan bentuk
hati. Anda juga dapat merancang desain untuk label tunggal atau label dua sisi
(depan dan belakang). Kelebihan dari desain dua sisi adalah keleluasaan anda
dalam menonjolkan merk/brand anda di bagian depan dan meletakkan bagian teks
atau penjelasan di bagian belakang. Yang pasti, apapun bentuk dan ukuran label
produk anda, tetap fokuskan pada merk/brand agar dapat dengan mudah menarik
perhatian konsumen.
17. Glossy vs Matte
Ketika semua proses telah selesai
kita lakukan, masih ada satu proses terakhir yang akan membuat label produk
anda terlihat lebih berkualitas, yaitu proses finishing menggunakan teknik
Glossy (mengkilap) atau Matte (tidak mengkilap). Tentu saja perbedaan diantara
keduanya juga akan berimbas pada harga pembuatan label produk. Tapi, jika anda
dapat melihat “big picture” dari produk anda di masa depan, maka memilih Glossy
sebagai finishing label produk, sama halnya dengan menginvestasikan modal anda
untuk sesuatu yang lebih menguntungkan nantinya.
18. Barcode
Barcode yang berbentuk rangkaian
bar hitam dan spasi putih dalam setiap kemasan atau label produk, memiliki
fungsi untuk mengefisienkan pendataan jumlah belanja. Barcode merupakan bagian
dari label yang memberitahu scanner elektronik mengenai informasi dari produk
Anda.Untuk mendapatkan barcode, anda harus mengajukan aplikasi khusus kepada
GS1, sebuah organisasi yang bertugas untuk memberikan angka unik bagi setiap
produk.
http://blog.sribu.com/2014/02/10/12-tips-membuat-design-label-produk-lebih-berkualitas/
bagus infonya,, terimakasih banyak gan
BalasHapusdan jangan lupa kunjungi link kami di http://blackwaletcare.com/
Kalo pengertian pelabelan produk apa ya ?
BalasHapusHI
BalasHapusSOP barcode produk apa ya ?
BalasHapus